70.Isi hati Remia

23 3 0
                                    

-Sudut pandang Akito.

Aku awalnya berniat ingin menemani Asahi berbelanja bahan-bahan untuk makan malam nanti. Tapi saat kami berdua baru saja keluar dari supermarket, aku melihat Remia-san yang sedang di ganggu oleh kedua orang yang terlihat agak lebih tua dari ku.

Awalnya aku kira mereka sedang bertanya arah atau kenalan dari Remia-san, tapi saat aku melihat Remia-san yang sedang terlihat gemetaran aku pun menyadari kalau mereka itu sedang mengganggu Remia-san, jadi aku langsung mendekati Remia-san dan menyuruh Asahi untuk tidak mengikuti ku.

Lalu, dugaanku pun benar. Remia-san memang sedang di ganggu oleh kedua orang di depanku ini. Saat aku berdiri di depan Remia-san, dia terlihat terkejut dengan kedatanganku. Aku yang sedang kesal pun menatap mereka dengan tajam dan mereka pun pergi tanpa membuat keributan.

Syukurlah mereka seperti nya hanya orang-orang yang mencoba terlihat sangar saja, jadi aku tidak perlu membuat keributan.

Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menenangkan Remia-san. Setelah Remia-san telah tenang, aku dan Asahi memutuskan untuk menunggu Remia-san selesai berbelanja dan pulang bersama.

Saat sedang perjalanan pulang, Asahi mencoba menenangkan Remia-san lagi dengan mencoba mengobrol dengannya. Karena Asahi pernah di ajak menginap oleh Luna dan Noa, jadi mereka berdua pasti sudah saling kenal.

Di samping Asahi, aku melihat Remia-san sedang mengobrol dengan akrabnya jadi dia pasti sudah tenang. Jika saja aku datang lebih awal, pasti Remia-san tidak akan ketakutan seperti tadi.

Saat dengan diam mendengarkan Asahi dan Remia-san mengobrol.

"Nee, Remia-san. Akan lebih baik jika hal seperti tadi tidak terjadi lagi, tapi jika saja kejadian tadi terulang lagi dan Remia-san di ganggu, kau bisa mengandalkan Onii-chan loh."

"Akito-san?"

"Ya, kakakku itu bisa di andalkan loh!"

"Asahi berhentilah melebih-lebihkan nya."

"Aku tidak melebih-lebihkan, Onii-chan itu kan memang bisa di andalkan. Dia itu juga bisa beladiri loh."

"Benarkah itu, Akito-san?"

"Y-yah, begitulah. Aku bisa sedikit."

"Onii-chan tadi bilang kalau aku terlalu melebih-lebihkan, tapi Onii-chan lah yang terlalu merendah."

"Merendah?"

"Ya, sebenarnya, menurut guru Onii-chan yaitu kakek kami. Onii-chan itu cukup hebat loh. Memang bukan berarti dia tidak terkalahkan, tapi dia cukup hebat. Begitulah kata kakek."

Yahh.... Memang itulah yang kakek katakan saat itu. Tapi aku merasa kalau kakek hanya melebih-lebihkan ku saja. Bagaimanapun juga dia adalah tipe kakek yang sangat sayang cucu.

"B-begitu yah. Pantas saja tadi Akito-san berbicara dengan dua pria tadi tanpa rasa takut sedikit pun. Malahan kedua orang itu langsung pergi."

"Yahh.... Aku hanya beruntung saja karena sepertinya kedua orang itu hanya mencoba bersikap sangar saja."

"Lihat itu, Onii-chan merendah lagi kan?"

"Hehe, ya kau benar."

"S-sudah lah berhenti membicarakan ku."

Karena aku tidak enak jika mereka terus membicarakan ku aku pun meminta mereka untuk berhenti membicarakan ku. Lalu, Asahi mencoba berbisik pada Remia-san yang pada saat itu tersenyum kepadaku.

"Hee.... Jadi, begitu ya....."

"Hey, Asahi. Apa yang kau bisikan ke Remia-san?"

"Hehe, Onii-chan ingin tau?"

Ore No Romance Ga Hajimatte Iru (OreIru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang