Extra Chapter: Gadis otaku

69 14 1
                                    

Note: Ini adalah flashback tentang bagaimana Akito bisa bertemu dengan para gadis saat libur musim panas.

-Rino POV.

Suatu hari....

"Haah.... Haah.... Hah.... Semoga saja aku masih sempat."(Rino)

Saat ini, aku sedang berlari semampuku untuk mencapai stasiun kereta. Alasan aku terburu-buru karena hari ini ada sesuatu yang harus aku kunjungi bagaimanapun caranya.

"Sial! Kenapa baterai jam alarmnya harus habis di waktu yang tidak tepat!"(Rino)

Aku mengeluh tentang apa yang terjadi hari ini sambil berlari. Aku mengeluh tentang baterai jam alarmku yang habis, itu membuatku bangung agak siang hari ini.

Sepertinya baterainya sudah habis sejak tadi malam, dan tanpa melihat kalau alarmku sudah mati, aku mengatur jam alarm ku dan langsung tidur tadi malam. Dan, begitulah.... Akhirnya aku malah kesiangan.

"Haah... Hah... Haaa..... Akhirnya sampai."(Rino)

Setelah berlari selama beberapa menit, aku akhirnya sampai di stasiun kereta. Sesampainya aku di stasiun kereta, aku duduk di kursi dan menunggu kereta tiba selagi aku beristirahat.

"Haa... Semoga saja aku tidak terlambat. Sangat melelahkan harus berlari saat sedang musim panas. Udaranya panas sekali, padahal masih pagi.."(Rino)

Setelah menunggu selama beberapa menit, akhirnya kereta yang aku tunggu akhirnya sampai. Setelah keretanya berhenti, aku segera menaiki kereta itu dan duduk di kursi yang kosong.

(Semoga saja aku tidak telat. Aku harus mendapatkan tanda tangannya.)

Alasan aku berlari terburu-buru, itu karena hari ini sedang diadakan sesi tanda tangan dari seorang penulis ligth novel yang sedang terkenal saat ini. Aku sangat menyukai novel nya itu, itu sebabnya aku harus mendapatkan tanda tangannya.

Setelah beberapa menit kemudian, kereta yang aku naiki akhirnya telah sampai di stasiun berikutnya. Setelah kereta berhenti, aku segera turun dan keluar dari stasiun itu.

"Baiklah, perjalananku masih jauh. Aku memang tidak suka ini, tapi aku harus berlari lagi."(Rino)

Setelah aku keluar dari stasiun, aku segera berlari ke tempat sesi tanda tangan sedang di selenggarakan. Tanpa menghiraukan panasnya matahari, aku melanjutkan menuju ke tempat sesi tanda tangan itu.

.
.
.
.
.

"T-tidak mungkin..."(Rino)

Saat ini, aku sedang diam membeku. Setelah aku selesai berlari selama beberapa menit dan sampai di tempat sesi tanda tangan, ternyata acaranya sudah selesai. Sepertinya acaranya baru saja selesai, karena banyak sekali orang yang keluar dari gedung tempat sesi tanda tangan sedang di selenggarakan.

"Seharusnya aku sudah menduganya.."(Rino)

Sebenarnya aku sudah menduga kalau aku tidak akan sempat, tapi karena aku ingin sekali mendapatkan tanda tangannya, aku tetap berlari di bawah teriknya matahari meskipun aku tau kalau aku akan terlambat...

Aku bersender di tembok dan berjongkok untuk menenangkan diriku selagi aku beristirahat sehabis aku berlari kesini.

Ternyata aku hanya sia-sia saja berlari tadi. Seharusnya aku tidak usah memaksakan diri untuk pergi kesini. Walaupun aku sudah tau, tapi aku tetap memaksakan untuk tetap datang. Dan, hasilnya aku hanya kelelahan tanpa hasil....

"Haah.... Percuma saja merenung, lebih baik aku pulang."(Rino)

Saat aku berdiri dan berjalan untuk pulang kerumahku, aku menabrak seseorang.

Ore No Romance Ga Hajimatte Iru (OreIru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang