5

577 37 12
                                    

(⚠️ warning alert ⚠️)

"Ah!"

Junlin meringis kesakitan saat Haoxiang dengan kasar menghentak tubuhnya dari belakang. Ia membenamkan wajahnya pada bantal dan menjerit di sana.

"He Junlin... Jangan berani-berani meredam suara..-mu!"

"AKH!!!"

Haoxiang masuk ke tubuhnya dengan kasar, dan ia mendongak dengan nafas tercekat. Lututnya yang menumpu bokongnya untuk menungging kini sudah mati rasa. Entah sudah berapa lama Haoxiang menghujamnya di belakang sana.

Selalu seperti ini. Bercinta tak tau waktu. Bahkan sampai ia pingsan pun, jika sosok pucat itu belum puas, maka ia tak akan berhenti menyetubuhinya.

"Hen..- hentikan... ahh... a- aku sudah lelah..."

Haoxiang menatapnya punggungnya yang penuh luka dengan angkuh.

"Berhenti? Tubuhmu tak bilang begitu."

Junlin meringis.

"Aku punya mulut! Mulutku yang berbicara."

SRAK!

"Akh!"

Lagi, Junlin mendongak. Kali ini Haoxiang menarik rambut belakangnya.

"Berisik."

Dan Haoxiang tiba-tiba mendorong kepalanya hingga menghantam kasur. Diam. Junlin hanya bisa diam sambil mengumpat dalam hati.

"Nghh..."

"Shhh... mendesah lah yang keras untukku.."

Dibilang begitu, Junlin justru semakin membungkam mulutnya. Merasa kesal, Haoxiang berdecih dan membalik tubuhnya dengan paksa.

"Apa kau tuli!?"

PLAK!

Sebuah tamparan Junlin terima di wajahnya. Sakitnya membuat ia ingin menangis. Mata Haoxiang yang merah menatapnya nyalang. Sedangkan di bawah sana, tubuhnya masih dihajar tiada ampun.

"Mmmhh..."

"Katakan apa yang kau minta... Kau terus menahannya..."

Junlin menggeleng. Harga dirinya masih tinggi.

Melihat itu, Haoxiang semakin memasukkan dirinya.

"AAHHHH!!"

"Katakan!"

Dengan menggigit bibirnya yang sudah bengkak, Junlin berkata lirih.

"Ngh.. ma- masukkan lebih, ahh... dalam.."

"Apa?!"

"Le- lebih dalammhhh, ngh..."

Haoxiang tersenyum.

"Dengan senang hati."

JLEB

Junlin melotot dan membuka mulutnya, tapi tak bisa meneriakkan sesuatu karena nafasnya tercekat. Haoxiang terus bergerak, hingga akhirnya ia hampir hilang kesadaran dan hanya bisa terbaring pasrah sambil merintih.

*****

"Huffftt..."

Asap rokok mengepul dari mulut Haoxiang, menyebar ke seluruh penjuru kamar dengan aroma nikotinnya yang memuakkan. Junlin masih terbaring terungkap dengan luka lebam di sekujur tubuh telanjangnya. Hanya diam, tak bisa bergerak saking mati rasanya.

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang