17

366 36 16
                                    

Dari dalam mobil yang terparkir di sisi jalan, Haoxiang mendongak menatap gedung tinggi tempat Junlin bekerja. Meskipun ia sudah sampai di sana, egonya yang tinggi belum juga luntur. Ia memukul kemudi dengan kesal.

"Cih! Mana sudi aku mengemis padanya agar kembali."

Untuk sesaat, ia menyenderkan tubuhnya ke kursi, melipat lengannya di belakang kepala dan melamun menatap jalan raya di depannya.

Jika saja bukan karena permintaan ibu tercintanya, Haoxiang mana mungkin mau menghabiskan waktunya untuk datang ke tempat yang sama sekali tak ada hubungan dengannya tersebut.

Terlebih untuk bertemu...-

"Bangsat..."

Haoxiang merasa semakin kesal, entah karena apa. Pikirannya terlalu berkecamuk seperti kumpulan nyamuk di dalam kepalanya. Mengganggu.

Disaat ia sedang bergelut dengan pikirannya, sosok Junlin terlihat keluar gedung bersama seorang wanita. Haoxiang memperhatikan mereka sejenak, lalu bersiap-siap keluar mobil. Hanya saja...-



DEG



"Ugh!"


Tangan Haoxiang yang memegang pintu mobil kini spontan memegang dadanya. Ia sedikit terbatuk dan menunduk saat dadanya terasa nyeri.

Sangat sakit seperti dihantam benda berat.

Ini bukan kali pertama, tapi ia tetap saja merasa tak terbiasa dengan serangannya yang selalu tiba-tiba itu.

"Kenapa harus kambuh lagi disaat seperti ini..." desisnya, lalu meraih kotak obat yang ada di dalam dasbor.

Dengan brutal ia memasukkan beberapa pil ke dalam mulutnya, sebelum akhirnya menegak air putih. Sambil mengusap bibirnya, Haoxiang bertanya-tanya.

Akhir-akhir ini kenapa ia merasa jantungnya seberti disobek-sobek?

Apa ia sebenarnya memiliki riwayat penyakit jantung yang tak disadarinya?

Mengesampingkan soal itu, Haoxiang buru-buru keluar mobil sebelum Junlin terlanjur menghilang dari pandangannya.

Beberapa langkah mendekati Junlin, Haoxiang tiba-tiba merasa ada yang berbeda di dirinya. Ia tak bisa mengintepretasikan hal tersebut secara gamblang, tapi ia merasa... lega? Setelah beberapa saat tak melihat Junlin... dan ia tiba-tiba merasa lega setelah melihat sosok itu kembali?

'Apa aku gila?'

Dengan dingin, ia menepis pikiran tidak-tidaknya tersebut. Jelas ia sudah tak waras bila memang merasakan hal seperti itu.


TAP


Ia berdiri di depan Junlin. Sosok mungil itu terlihat mendongak perlahan, dan keterkejutan terlihat jelas di kedua matanya yang membulat. Haoxiang tak mengatakan apapun, hanya menunduk menatap Junlin yang membatu dengan ekspresi dinginnya.

Apakah Junlin akan pura-pura tak mengenalnya dan melewatinya begitu saja? Ia sudah mempersiapkan diri untuk menarik lengan sosok itu dengan paksa bila hal tersebut terjadi...-

"Aku ada urusan dengan temanku. Pulanglah duluan."

Tapi ternyata tidak.

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang