13

380 39 11
                                    

Junlin menuangkan kopi hangat ke dalam cangkir. Sambil bersandar pada kulkas, ia meminumnya perlahan-lahan hingga habis.

Sudah seminggu sejak malam malapetaka itu, tanpa menunda-nunda lagi Junlin langsung kembali ke rumahnya. Meninggalkan semua rasa sakitnya di sana, dan berharap bisa kembali ke kehidupannya yang sebelumnya tanpa bayang-bayang Haoxiang.

"Junlin..."

Junlin berbalik. Sang ibu ternyata sudah berdiri di sana.

"Kok kamu pucat sekali, nak..."

Junlin otomatis menyentuh pipinya. Begitu, kah?

"Aku baik-baik saja, kok."

Ia meletakkan gelas bekasnya di wastafel cuci, lalu beranjak ke meja makan untuk mengambil tas kerjanya.

"Apa Yan Haoxiang memang sejahat itu menyakitimu?"

Pergerakan Junlin terhenti sejenak. Tanpa menoleh ia berkata.

"Bisa tidak tak usah membahas orang itu lagi?"

Sang ibu bungkam. Junlin menoleh sedikit, lalu berjalan pergi.

"Aku berangkat kerja dulu."

Mengantar kepergian Junlin, sang ibu hanya bisa menghela nafas panjang. Sang ayah yang baru saja datang juga hanya bisa diam menatap kepergian putranya.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya.

Sang ibu menoleh, dan untuk sesaat mereka hanya bisa saling pandang.

Harus bagaimana? Mereka jelas melindungi Junlin, tapi mereka juga masih memiliki rasa takut yang jelas membekas.


Masih teringat janji yang dengan sembrono mereka buat dengan Keluarga Yan.


"Memang sebaiknya sejak awal kita tidak pernah bertemu mereka."

"Siapa yang menyangka juga, kan..."

*****

Sampai di depan kantornya, Junlin melangkahkan kaki dengan lemas. Jujur saja, ia tak memiliki mood sama sekali untuk berangkat bekerja...- jika saja omelan sang bos tak menghantuinya.

Ia sudah absen 5 hari, dan ia tak ingin menambah lembur lagi. Ingin cepat-cepat pulang dan tidur, melupakan segala masalahnya.

"Senior He!"

Junlin menoleh. Ia melihat wanita dengan rambut panjang tengah melambaikan tangan dan tersenyum cerah ke arahnya. Disebelahnya berdiri seorang pria yang belum pernah ia lihat.

"Oh, hai, Zhang Yifan." sapanya pada juniornya tersebut.

Kedua orang itu berjalan mendekatinya.

"Selamat pagi...- Oh! Kok wajahmu pucat? Kau sakit?" tanya Yifan.

Junlin tersenyum samar dan menggeleng.

"Gak apa-apa. Biasa, kurang tidur."

"Aiyoo~ Jangan begadang terlalu sering."

Junlin tak mendengarkan. Arah pandangannya tertuju ke pria yang berdiri di sebelah Yifan, yang tak lain dan tak bukan adalah Zhenyuan.

"Kau? Anak baru disini juga? Kok belum pernah lihat?" tanya Junlin sambil menelisik sosok Zhenyuan.

"Bukan, bukan. Aku hanya mengantarnya."

Junlin menatap Yifan.

"Siapa?"

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang