10

432 36 20
                                    

Junlin membuka pintu ruangan serba putih di depannya.

"Selamat siang."

"Ah, selamat siang."

Ia menunduk sopan, lalu duduk di sebuah kursi.

Di depannya adalah seorang pria dengan kacamata dan jas putih ber-nametag 'Yao Jingyuan'. Ia menoleh kesana-kemari dengan sedikit canggung, karena jujur saja ini adalah kali pertama ia datang ke rumah sakit untuk check up.

"Saudara... He Junlin?"

"Iya, dok."

"Jadi, ada keluhan apa yang dirasakan?"

Mata Jingyuan yang semula memeriksa kertas pasien kini berpindah ke Junlin. Junlin menelan ludahnya gugup, lalu mulai menjelaskan tentang apa yang dirasakannya akhir-akhir ini. Seperti, tengkuknya yang terbakar dan dadanya yang sesak mendadak. Jingyuan memperhatikannya dengan saksama, sebelum akhirnya membuka mulut.

"Kalau begitu, coba kita cek tekanan darah, ya. Bisa jadi kau terkena asam urat."

"Ba- baik."

Meski heran, Junlin hanya bisa menurut. Ya, paling tidak terkena asam urat pun tak masalah. Berarti ada obatnya, kan?

Jingyuan melingkarkan kain tensi di lengan Junlin dan mulai mengeceknya...-



"Eh?"



Junlin mendongak.

"Ada apa, dok?"

Jingyuan terdiam sejenak. Ia terlihat me-reset alat tensi tersebut, tapi hasilnya tak berbeda.

"Hasilnya... normal, kok." seru Jingyuan dengan wajah sedikit heran.

"Ng?"

Kini Junlin juga ikut berekspresi heran.

"Sungguh?"

Jingyuan tak menjawabnya, masih sibuk mengecek alat tensinya. Tapi mau bagaimanpun, hasilnya tak berubah.

'Aneh...'

Ia menatap Junlin dengan mata menelisik. Apa pasiennya itu membohonginya? Atau jangan-jangan hanya masuk angin biasa yang dilebih-lebihkan?

"Coba ulurkan lidahmu."

Junlin menurut.

"Kondisimu sangat sehat saat ini... Apa mungkin kau hanya sedang flu biasa saat itu?"

Junlin termenung.

Apa iya? Tapi kenapa...-

"Rasa sakitnya... sering tiba-tiba dan sangat sakit sampai aku tak kuat berjalan...." lirihnya.

Ekspresi Jingyuan yang semula normal kini sedikit mendelik seperti menyadari sesuatu.

"Saudara He?"

"Ya?"

"Boleh aku mengecek lehermu?"

Junlin tertegun dengan wajah kaget. Sontak ia memegangi tengkuknya. Terlihat jelas di mata Jingyuan jika Junlin seperti tak ingin melakukannya.

"A- anu... itu.. -"

"Tak apa-apa."

"Ta- tapi...-"

Jingyuan tersenyum.

"Tak perlu takut, aku adalah dokter spesialis yang juga mengurus orang-orang dari clan vampire dan werewolf."

Mendengar itu, Junlin malah semakin mendelik kaget. Tanpa sadar ia memundurkan tubuhnya. Kenapa dokter di depannya tersebut tiba-tiba mengatakan hal seperti itu?

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang