19

400 34 12
                                    


PLAK!


Chengxin spontan menepis tangan Jiaqi yang mengusap-usap perutnya. Kedua matanya menyiratkan kepanikan. Dan tanpa sadar, ia sudah mendorong tubuh Jiaqi agar menjauh.

"Chengxin?" tanya Jiaqi heran.

Bagaimana tak heran jika ditengah-tengah kegiatan mereka, dengan miliknya yang bahkan masih sekeras batu di dalam tubuh Chengxin, tiba-tiba harus terlepas secara paksa?

"Hey..."

Chengxin mengubah posisinya menjadi duduk di ujung kasur. Jiaqi mengira sosok itu kesal karena perkataannya tadi.

"Maaf... Aku tak bermaksud mengataimu gemuk dalam artian buruk... Aku senang kok melihatmu gemuk begini...-"

"Iya, kau benar, kok. Akhir-akhir ini aku memang gemuk karena banyak makan. Dan lagi, pencernaanku agak terganggu." seru Chengxin.

Jiaqi tertegun dengan kedua mata yang membulat.

"Bukankah kalau didiemin bakal parah?! Ayo kita ke dokter!"

"Tak perlu!"

Chengxin sedikit kaget saat suaranya tanpa sadar meninggi. Ia berdehem, lalu turun dari kasur.

"Maaf, aku ke kamar mandi dulu. Kebelet."

Chengxin berlalu, dan Jiaqi hanya bisa diam mengamati punggungnya.


Sedangkan di dalam kamar mandi, Chengxin buru-buru memakai bathrobe-nya. Ia berdiri di hadapan cermin, melihat pantulan dirinya disana. Ujung matanya menurun. Mau dilihat bagaimana pun, perutnya memang terlihat sedikit mengembung meski tak terlalu parah.

Ia perlahan duduk di atas kloset dan memeluk dirinya sendiri erat-erat. Ia menunduk, menggigit bibirnya agar tak menangis.

"Apa yang harus kulakukan...."

Ia memejamkan mata.

'Kenapa bisa jadi seperti ini...'

Tidak.

Chengxin tak pernah menyesali fakta bahwa Jiaqi yang membuatnya menjadi seperti ini. Ia senang.

Ia bangga.

Tapi... Bagaimana dengan kehidupannya setelah ini? Itulah yang paling ia sesalkan dan takutkan.

*****

"Eunghhh..."

Chengxin membuka matanya perlahan. Sembari mengerjap, ia meregangkan otot-ototnya. Tak terasa pagi sudah menjelang.

"Hng?"

Ia menoleh. Sudah tak ada jejak-jejak Jiaqi di sana. Ia sontak mengerucutkan bibir.

"Apa dia sudah pergi bekerja?" gumamnya.

Moodnya mendadak buruk. Ia bangkit dengan malas sambil membenarkan sabuk bathrobe-nya.

Akhir-akhir ini moodnya benar-benar tak karuan. Ia bahkan merasa marah jika Jiaqi tak ada di sebelahnya. Sungguh kekanak-kanakan.

Ia berjalan turun ke lantai bawah sambil mengucek matanya. Maksud hati ini sarapan di dapur, tapi matanya menangkap sosok lain yang ada di ruang tengah. Ah, ternyata Jiaqi sedang menonton TV di sana. Tanpa sadar bibir Chengxin melengkung ke atas.

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang