6

474 31 11
                                    

Junlin memijit pelan pelipisnya yang berdenyut. Setelah mematikan monitor, ia beranjak dari duduknya.

"Sudah mau pulang?"

Junlin menoleh.

"Oh, Wenjia?... He'em, aku sudah capek." balasnya pada salah seorang rekan kerjanya tersebut.

"Mau kuantar?"

"Huh?"

Junlin menatapnya dengan wajah polos. Wenjia sontak mengibaskan tangannya di depan dada.

"Tidak..- tidak ada maksud apapun, hehe... Hanya saja, hari ini kau terlihat begitu pucat."

Mendengar itu, Junlin sontak memegang pipinya. Apa kondisinya belum terlalu membaik? Ia kemudian menggeleng.

"Tak apa-apa, aku hanya capek, kok."

"Jangan bohong, ya... Kau akhir-akhir ini sering terluka, loh. Apa sedang ada masalah dengan orang?"

Kebiasaan seseorang. Ikut campur urusan pribadi orang lain dengan dalih khawatir dan peduli. Junlin tak suka. Tapi ia tentu tak menunjukkannya.

"Ya.. katakanlah begitu.. Tapi sungguh, aku baik-baik saja. Kau juga, segeralah pulang, udah malam."

Junlin menepuk bahu Wenjia, lalu berlari keluar ruangan.

*****

10 menit berjalan, dan ia akhirnya berhasil memasuki rumahnya...- bukan, lebih tepatnya rumah yang sengaja dibeli untuknya dan Haoxiang.

Ia menyalakan saklar lampu, berjalan ke dapur untuk mengambil air sembari mengamati keadaan sekitar.

Sepi.

'Orang itu pasti sedang 'berburu', kan...'

Jika boleh jujur, Junlin sama sekali tak tau apa pekerjaan Haoxiang selama ini. Yang ia tau, sosok itu memiliki bodyguard pribadi bernama Changxi yang sering sekali datang ke sana, memakai jubah hitam-emas dengan rumbai si kedua pundaknya. Sangat mewah.

Ia jadi heran...- Jadi mereka sebenarnya sedang 'berburu' atau bermain marching band?

Junlin meletakkan gelasnya ke atas meja makan sembari mengusap air di ujung bibirnya. Terkadang ia penasaran. Ingin tau bagaimana kehidupan Haoxiang diluar sana. Apa yang ada di balik wajah pucat dinginnya yang terlihat licik itu? Tapi pada akhirnya ia tak tau apa-apa. Namun.. ia sendiri memang tak berusaha mencari tau, jadi buat apa mengejar-ngejar jawaban?

"Hahh..."

Ia menghela nafas. Padahal mereka sudah bertunangan, tapi masih tak bisa memahami satu sama lain. Bagaimana mereka memasuki kehidupan masing-masing kalau begitu?

DUAK DUAK!

Junlin menatap pintu rumahnya dengan heran bercampur kaget. Ketukan diluar sana terdengar sangat kasar.

"Kenapa rusuh sekali..." gumamnya.

Bertamu malam-malam sekasar ini... siapa yang sebegitu kurang ajarnya? Dengan masih penuh tanda tanya, ia buru-buru berlari untuk membukakannya.

CEKLEK

Ia langsung tersentak kaget.

"YAN HAOXIANG?!" pekiknya.

Ia bisa melihat wajah dan tubuh Haoxiang sudah berlumuran darah di atas gendongan seseorang.

"A- apa yang terjadi padanya, Changxi ge?" tanyanya dengan panik pada pria yang menggendong tubuh Haoxiang tersebut.

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang