4

568 37 8
                                    

Jiaqi melangkahkan kakinya memasuki rumah orangtuanya.

"Oh, sudah pulang?"

Ia menoleh. Di ruang tamu yang sedikit gelap, ia bisa melihat siluet orang sedang duduk di sana. Cangkir teh yang dibawanya berkilauan, memantulkan cahaya remang-remang di ruangan tersebut.

"Ayo, minum teh bareng. Mumpung kita akhirnya berkumpul lagi."

"Kau minum saja tehmu sendiri."

Jiaqi kembali melangkahkan kakinya, tapi lampu ruang tamu yang tiba-tiba menyala terang membuatnya sontak berhenti dan mengernyit.

"Jahat banget sama kakak sendiri."

Dengan masih menyesuaikan cahaya, Jiaqi melihat sosok tadi tersenyum lebar. Sungguh, ia benci melihatnya. Wajah manisnya sama sekali tak menunjukkan sikap yang manis. Justru kebalikannya.


Licik.


Itulah Wang Yuan.


Kakaknya.


"Oh iya, apa tugasmu berjalan lancar? Pasti berat, ya, harus mengurus perusahaan sambil kelayapan tiap malam memantau daerah pengawasan dan melakukan pembersihan... Ck, ck." seru Yuan dengan santai.

Dan Jiaqi sangat muak dibuatnya.

"Tak butuh kekhawatiranmu."

"Eh, jangan salah. Aku bukannya khawatir, hanya ingin tanya saja....- Kenapa kau tak keluar?"

Jiaqi menatapnya tajam.

"Hah?!"

"Maksudku, kenapa tak kau kembalikan saja urusan perusahaan padaku?... Kau sungguh serakah, apa kau tau itu?"

Yuan menuangkan kembali teh dari poci ke dalam cangkirnya yang sudah kosong.

"Begini... Aku hanya berencana untuk kembali ke perusahaan."

Ia mengucup tehnya, lalu melanjutkan.

"Padahal waktu itu ayah memberikan perusahaan di wilayah itu untukku, kenapa pula kau tiba-tiba ngebet minta tukaran denganku, hm?"

Wajah Jiaqi yang sedetik sebelumnya masih terlihat keras kini perlahan-lahan memudar, berganti dengan raut panik yang samar-samar terlihat.



"Apa kau punya maksud khusus, Ma Jiaqi?"



Jiaqi terdiam sejenak.

"Apa maksudmu, huh?"

"Maksudku adalah...-"

Yuan tersenyum menatapnya sambil memainkan cangkir teh di tangannya. Ia meletakkannya ke meja, lalu mencondongkan tubuh untuk menatap Jiaqi dengan tajam.



"Kau... jangan-jangan...-"



"Berhentilah omong kosong."

Yuan menghela nafas dan melempar tubuhnya ke sandaran sofa.

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang