Epilog

439 31 20
                                    



"Jadi begitulah kisahnya..."





Remaja laki-laki itu menguap lebar, lalu mengambil gelas cola yang ada di atas meja.

"Menyedihkan sekali." komentarnya, yang sebenarnya tak terlalu peduli.

Sedangkan remaja lainnya yang tadi menceritakan sebuah kisah padanya, ikut menghela nafas malas sambil melemparkan ponselnya ke sofa.

"Tidakkah kau pikir kalau semua yang terjadi adalah karma mereka?" seru sang teman, ingin kembali membuka obrolan. "Dua clan besar yang serakah... Hanya memikirkan tentang kehidupan mereka sendiri dan tak mempedulikan makhluk lain...- Mereka pikir dunia mitologi hanya berisi werewolf dan vampire? Cuih!"

Remaja laki-laki tadi termenung sambil memajukan bibirnya. Ia seperti memikirkan sesuatu, meski sebenarnya ia hanya melamun.

Hingga akhirnya, sebuah kesimpulan yang entah terbentuk sejak kapan meluncur keluar dari bibirnya.

"Diskriminasi, ya..."

Ia meminum cola-nya, bersendawa dengan santai sebelum kembali melanjutkan kesimpulan dadakannya.

"Tapi bukankah dunia memang seperti itu?...- Dominan berbicara, minoritas dipaksa bungkam."

Ia menoleh dan menatap remaja lain di sebelahnya itu dengan memainkan gelas di tangannya. Sang lawan sontak mengusap dagunya.

"Hmm... Kurasa tuan muda Su benar..."

Remaja tadi seketika menatap sinis ke arahnya.

"Bilang apa tadi? Sudah kubilang untuk berhenti memanggilku 'tuan muda', kan?"

"Tapi aku bekerja disini untuk menjadi bodyguardmu...-"

"Tapi kita seumuran! Jijik tau mendengarnya darimu."

Sang lawan bicara otomatis memutar bola matanya dengan malas. Ya, ya, seumuran...-

"Terserah kau saja lah, Su Xinhao..." serunya, menyerah tak ingin berdebat lagi.

"Zhangji... aku lapar~" rengek Xinhao, membuat Zhangji semakin malas menatap ke arahnya.

"Kau baru saja menghabiskan sebotol cola, loh."

"Itu minuman, bukan makanan."

Zhangji seketika ingat dan bangkit berdiri.

"Ah! Semalam bibi baru saja membuat kroket daging! Sebentar, kupanaskan untukmu."

"Oke."

Zhangji melesat ke arah dapur. Dan hanya 3 menit, sosok itu kembali lagi untuk meletakkan sepiring penuh kroket daging di hadapan tuan mudanya.

Melihat itu, tangan Xinhao tak tahan lagi untuk tak mengambil satu dan memakannya. Namun baru satu kunyahan, ia mengernyit.

"Kenapa rasanya aneh?" keluhnya, menatap tak suka kroket di tangannya. "Kau dapat daging tua, ya."

Ditatapnya tajam Zhangji, dan remaja di hadapannya itu langsung mencebikkan bibir.

"Habisnya... semalam cuma bisa dapat ini..." lirihnya sambil mengetukkan kedua jari telunjuknya di depan wajah.

Red Organdy 2 | QiXin ft. XiangLin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang