Sekarang aca sudah berbaring di ranjang di kamarnya,tadi alvan sempat membawanya ke klinik terdekat,dan dokter bilang aca sekarang sudah baik-baik saja,dia pingsan hanya karena dia terlalu memaksa dirinya.
Alvan terpaksa membiarkan bintang mengantar aca pulang karena hanya dia yang tau rumah aca.
Sekarang bintang melihat ke arah aca yang masih menutup matanya,namun nafasnya sudah teratur.
"Ca maafin gua,bangun ca"ujar bintang.
Bintang menyesal telah memaksa aca,bintang benar-benar bingung kenapa dia melakukannya itu pada aca,aca yang biasanya selalu dia jaga bahkan bintang tak segan-segan beratem jika ada yang mengusik aca.
Tapi lihat sekarang gara-gara dia aca seperti ini.
Bintang berfikir, seperti nya dia benar-benar menyukai rahma.
Sekarang dia harus minta maaf ke aca,baru mulai mengejar rahma.Tenang bintang gak bakal ninggalin aca kok.
"Gua pastiin gak bakal ada yang nyakitin aca lagi"batin bintang sembari menggenggam tangan aca.
***
As yang tengah tertidur terbangun dari tidurnya,dia bermimpi buruk di mimpinya bintang meninggal dirinya,tak ada lagi bintang hanya ada aca.
Aca yang tersentak dari tidurnya,segar menghubungi bintang sambil menahan tangisnya menangis.
Namun tak ada balasan dari bintang membuat tangis aca pecah,dia menangis sambil menelungkup kan kepalanya pada lengannya.
Bintang yang mendengar suara tangis pun segera berlari ke kamar aca,bintang yang melihat aca menangis segera memeluknya
"Aca tenang,jangan nangis lagi"ucap bintang sambil mengusap kepala aca.
"Bintang"lirih aca.
"Iya ini gua"
"Bintang jangan tinggallin gua"ujar aca memeluk erat bintang.
"Tenang ca,lo tenang dulu,bintang disini gak bakal ninggalin aca"
"Ini aca minum dulu"ujar bintang menyodorkan air pada aca.
Aca meminumnya,sekarang aca jauh lebih tenang.
"Udah?masih sesak?"tanya bintang mengusap pelan rambut aca.
Aca menggeleng"Bintang maafin gua"
"Lo gak salah gua yang salah,maafin gua ya"ucap bintang.
Aca hanya mengangguk dan menarik bintang ke pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRIUS
Teen FictionTentang seorang gadis penyuka matcha,tak ada tempat yang bisa di sebut rumah,di bully,hanya punya satu sahabat yang menjadi poros hidupnya. Apa jadinya jika orang yang di sebut poros itu meninggalkannya karena mengetahui perasaan bodoh yang ia milik...