Chapter 28-[Denebola]

1.3K 135 1
                                    

Malam yang gelap diiringi deburan ombak yang selalu berpacu untuk sampai ke bibir pantai padahal dia akan berakhir musnah saat sampai di bibir pantai.

Malam yang gelap diiringi deburan ombak yang selalu berpacu untuk sampai ke bibir pantai padahal dia akan berakhir musnah saat sampai di bibir pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aca menatap jauh ke depan, menghirup nafas dalam membiarkan semua rongga dadanya di isi angin pantai malam ini.

"Bintang" Ujar Aca memecah keheningan

Bintang yang mendengar itu langsung mengalihkan atensi nya ke Aca.

"Kalau seandainya dulu gua gak lahir? pasti semua bakalan berakhir indah" Ujar Aca menatap kosong.

"Aca!" Balas Bintang kesal dia tidak suka kalimat yang barusan di lontarkan Aca.

Aca tersenyum kearah Bintang kemudian melanjutkan ucapannya "Gua tau kehadiran gua itu kesalahan, tapi apa gua semenjijikan itu, sehingga gak pantas ada di dunia ini" Ujar Aca tidak ada lagi air mata yang mengiringi ucapannya itu.

"Bintang lo tau gak kalau gua sayang banget sama papa sama mama? Kalau seandainya ada yang menawarkan kebahagian mama papa dengan nyawa gua, gua mau. Setidaknya gua sedikit berguna untuk mereka"

"Ini semua penuh dengan rasa sayang gua buat papa sama mama"Lanjut Aca memegang dadanya.

"Tapi apa gua punya ruang sedikit aja di hati mereka?"

"Aca dengarin gua , Aca itu di lahirkan ke dunia karena pencipta tau kalau aca itu gadis yang kuat, Aca itu hebat siapa bilang aca menjijikan? Gua bersyukur banget punya lo di hidup gua. Mungkin kata-kata semangat terlalu basi buat lo, tapi tentang saja gua ada disini nemanin lo" Ujar Bintang.

Aca yang mendengar itu tersenyum dan berkata"Bintang gak bakal ninggalin Aca kan?"

"Gak akan" Balas Bintang.

Semoga semesta mendengar janji Bintang, dan jika semesta tetap bersikeras memisahkan Aca dan Bintang, Aca berharap itu adalah hari terakhir Aca di dunia ini.

"Makasi Bintang"

Dibalas senyum oleh Bintang.

"Oh iya, besok lo gak usah jemput gua ya, besok gua mau ke sekolah bareng bibi"

"Bareng bibi?"Ujar Bintang memastikan.

"Iya, gua mau minta tolong sama bibi,ada kesalahpahaman di sekolah guru ngira kalau gua anak papakan seharusnya anak bibi"Ujar Aca sedikit tersenyum berharap bisa mengelabui hatinya.

"Itu bukan kesalahan pahaman Aca, lo memang anak nya Dean!"Ujar Bintang kesal.

"Yang sopan manggil papanya Aca, gua gak papa kok, lagian gua juga sayang sama bibi, kapan lagi gua punya mama dua" Ujar Aca sambil tersenyum.

Bintang tak menjawab dia hanya menarik tangan Aca, kemudian naik ke motor dan melajukan motornya, Aca yang bingung hanya pasrah.

Tak lama kemudian bintang berhenti di depan sebuah toko desert.

"Ayo, gua traktir matcha" Ujar Bintang menarik Aca masuk kedalam toko itu.

Gua udah gak sanggup liat lo sedih lagi ca, walaupun mereka selalu nyakitin lo gua bakal selalu berusaha jadi obat buat lo" Batin Bintang menggenggam erat tangan Aca

Kadang kita tak sadar,jika obat bisa berkhianat menjadi racun.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang