Chapter 51-[Sadr]

2.8K 166 51
                                    

Keesokan harinya.

Aca sudah berdiri di depan ruang kepala sekolah, hari ini tentu saja dia di panggil lagi ke ruangan Kepala Sekolah karena kemaren dia menampar Sindy tapi sungguh dia tak menyesal, sekarang Aca sudah pasrah jika hari ini dia harus keluar dari sekolah itu.
Setelah cukup lama berdiri di depan ruangan ituk akhirnya Aca memutuskan untuk masuk masuk.

Berbincang cukup lama akhirnya Aca keluar, dia bersyukur tak di keluarkan dari sekolah dan masalah uang kas sudah selesai Aca benar-benar bingung tapi sudahlah mungkin semesta kali ini sedang baik.

Sedangkan di sudut kiri ruangan ada Mahesa yang menunggu Aca di luar ruangan.

Flashback on

Mahesa mendengar desas desus Aca akan di keluarkan dari sekolah langsung menuju ruangan Kepala Sekolah, dia memberi penjelasan bahwa Aca selama ini Aca di bully, dan masalah uang kas Aca itu di fitnah, dia bersikeras mengatakan Aca tak bersalah dan berani bertanggung jawab jika Aca terbukti bersalah, setidaknya dengan cara itu dia bisa sedikit menebus rasa bersalahnya, karena Mahesa dari keluarga cukup berpengaruh di SMA ini jadi pihak sekolah mempertimbangkannya kembali.

Flashback off

Aca duduk disebuah bangku dibawah sebuah pohon masih dipekarangan sekolahnya, Aca mengangkat kepalanya menghadap langit kemudian memejamkan mata merasa angin yang bertiup pelan seolah menyapanya.

Apalagi sekarang?

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Sekarang dia benar-benar sendiri.

Tak ada lagi mama, tak ada lagi papa dan tidak ada lagi bintang dihidup Aca.

Hidup ini aneh, diluar sana banyak orang memohon pada tuhannya agar diberi umur panjang namun mereka tak mendapatnya, namun disisi lain ada manusia yang setiap harinya harus mencari alasan untuk tetap bertahan hidup.

Hidup tapi terasa mati.

Suara bel pun akhirnya menyadarkan Aca dari semua pikiran-pikirannya.
Aca melangkahkan kakinya menuju kelas, hidup harus tetap berjalan bukan?

Sejak saat itu tak banyak berubah dari aca, hanya saja sekarang hari-harinya di sekolah dia habiskan untuk belajar, dia benar-benar memaksa dirinya.

Bukankan menyibukkan diri cara paling mudah agar tak merasa kesepian, Aca tak membiarkan dirinya beristirahat.

Selama di sekolah dia belajar tanpa henti, bahkan ada suatu saat dia mimisan karena terlalu lelah dia hanya berlari ke kamar mandi membersihkannya dan kembali belajar seolah tak terjadi apa-apa.

Tidak hanya itu sepulang sekolah Aca akan segera menuju cafe first dessert, benar dia sudah diterima bekerja disana. Dia akan bekerja sepulang sekolah hingga pukul 9 malam, setelah pekerjaannya di cafe tersebut selesai dia akan segera menuju sebuah minimarket untuk melanjutkan pekerjaannya disana sebagai kasir, tak ada waktu untuk istirahat dia hanya punya waktu 15 menit sebelum jam kerjanya di minimarket itu mulai.

Jika punya uang dia akan naik ojek, namun jika tidak dia terpaksa berlari menuju minimarket tersebut agar tidak telat.

"Haaahhh, permisi kak"ujar Aca masuk ke minimarket itu dengan nafas tersengal-sengal.

"Sebentar ya kak aca ganti baju dulu"ujarnya segera berlari ke arah kamar mandi untuk menganti pakaiannya.

Setelah berpakaian rapi Aca segera keluar mendekat ke arah kasir"Nih minum dulu"ujar Cika rekan kerjanya.

"Makasih kak" ujar Aca menerima dan langsung meminum air itu hingga tak bersisa.

"Lo lari lagi dari cafe?" ujar Cika melihat nafas Aca yang naik turun.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang