Sekarang mereka berada didepan rumah Aca, Bintang hendak pamit pulang setelah mengantar Aca namun ditahan oleh Aca.
"Bintang" Panggil Aca.
Bintang yang hendak melajukan motornya kembali melihat ke arah Aca.
"Besok lo sibuk gak?" Lanjut Aca.
"Besok, gua ada janji sama Rahma sih" Balas Bintang.
"Oh, yaudah lain kali aja"
"Kenapa ca?"
"Gak rencananya mau traktir lo, kan gua udah janji"
"Yaudah lo ikut gua aja besok"
"Jangan deh, nanti gua ngueng ngueng"
"Ngueng ngueng?" Balas Bintang Bingung.
"Ah gak seru lo gak nyambung, jadi nyamuk maksud gue"
Bintang yang mendengar jawaban itu pun gemas dan mengacak-acak rambut Aca
"Bodoh banget sih lo" Ujar Bintang mendekat jokes aneh Aca.
Hanya di balas tatapan malas dari Aca.
"Jadi lo gak mau ikut gua besok?"
Hanya di balas gelengan oleh Aca.
"Yaudah gua pulang dulu"Ujar Bintang pasrah dia tidak mau memaksa Aca.
Bintang yang hendak melajukan motornya kembali menatap ke arah Aca karena Aca memanggilnya sekali lagi.
"Bintang" Panggil Aca sekali lagi dia hanya ingin lebih lama bersama Bintang akhir-akhir ini dia jarang punya waktu bersama Bintang
"Tunggu disini bentar" Ujar Aca berlari masuk kerumahnya meninggalkan Bintang yang kebingungan di depan rumahnya.
Tak beberapa lama Aca muncul dihadapan bintang membawa sebuah paperbag.
"Ini hadiah dari Acanya Bintang, selamat lo berhasil menangin olimpnya" Ujar Aca memberikannya pada Bintang.
"Makasi Acanya Bintang" Balas Bintang menerima paperbag itu.Kemudian bintang membuka paperbag berisi jaket tersebut.
"Jaket, buat kencan lo besok" Ujar Aca tersenyum.
Sakit?bohong jika tidak.
Tapi apa lagi yang bisa di lakukan?
Aca hanya ingin Bintangnya bahagia,dan saat ini Bintangnya telah menemukan kebahagiaan nya itu.
Jadi sekarang tugas Aca, mengantarkan dan memastikan Bintang selalu bahagia.
Bagaimana dengan kebahagiaan nya?
Anggap aja Aca bahagia jika Bintangnya bahagia.Bintang tersenyum, dia langsung mencoba jaket itu.
"Ganteng gak?"
"Ganteng, Rahma pasti suka"Balas Aca dengan senyum.
"Dah sana pulang, gua mau masuk"Ujar Aca.
"Gua di usir?"
"Iya, sana hati-hati" Ujar Aca melangkah masuk ke dalam rumah.
"Okey kapten" Ujar Bintang kemudian bintang melajukan motornya meninggalkan rumah Aca.
Aca menatap kepergian Bintang, dia selalu bersyukur punya Bintang di hidupnya, dan dia selalu berdoa Bintang selalu ada disampingnya.
***
"ACA" Suara teriakan itu membangunkan Aca dari tidurnya.
"ACA, Dasar Tuli" Teriak seseorang sambil membuka pintu kamarnya.
"Papa?"Ujar Aca senyumnya mengembang melihat sosok yang telah lama dia rindukan itu.
"Bagus ya tuan putri, siang bolong gini tidur" Ujar Dean menarik lengan Aca cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRIUS
Teen FictionTentang seorang gadis penyuka matcha,tak ada tempat yang bisa di sebut rumah,di bully,hanya punya satu sahabat yang menjadi poros hidupnya. Apa jadinya jika orang yang di sebut poros itu meninggalkannya karena mengetahui perasaan bodoh yang ia milik...