Chapter 45-[Menkalinan]

1.9K 148 6
                                    

Aca yang masih terduduk di lantai memutuskan untuk berdiri, dan berjalan menuju toilet untuk membersihkan bajunya yang kotor.

Dia berjalan pelan, menuju toilet sambil memegang perutnya yang sedikit sakit.

Di tengah jalan Aca bertemu dengan ocan
"Hey can"sapa Aca.

"Maaf ca gua buru-buru" ujar Ocan meninggalkannya.

"Padahal Aca mau cuma nyapa" batin Aca.

Sekarang Aca tengah berdiri di depan kaca di dalam kamar mandi menatap dirinya.

"Rasanya lebih sakit ya, jika Keysa yang ngelakuinnya" ujar Aca berbicara pada dirinya sendiri.

"Lo kuat ca!"

"Lo udah ngelewatin banyak hal, jadi lo juga bakalan bisa ngelewatin ini"ujar aca menarik senyumnya.

Setelah sampai di toilet aca mengambil beberapa tisu untuk membersihkan baju dan rambutnya.
Setelah cukup bersih, Aca kemudian duduk di sebuah taman belakang sekolah.
Tempat ini tak seramai kantin, membuat Aca sedikit lebih baik berada disini.

Sebenarnya hati Aca ikut terluka saat orang-orang menatap jijik ke arahnya serta bisik-bisik yang di tujukan padanya hanya saja Aca berpura-pura baik-baik saja di depan mereka.

Aca yang tengah duduk sendiri di kursi, menatap kearah siswa-siswa yang sedang bercanda tawa bersama temannya.
"Dulu Aca juga kayak gitu" Ujarnya.

Kemudian Aca melihat handphonenya, berharap ada notifikasi, berharap ada seseorang yang sekedar menanyakan kabarnya.

"Bintang disini sepi, Aca gak suka"ujarnya lagi sambil menatap lockscreen fotonya masa kecilnya bersama bintang.
Foto yang sudah bertahun-tahun menjadi lockscreennya.

"Lo ngapain ngomong sendiri?" ujar Mahesa.

Mahesa Malven Alvito
Incaran siswi-siswi di sekolah, Bagaimana tidak wajah tampan dan sifatnya humble, menambah kesan sempurna dirinya.

"Kak esa"ujar Aca.

Sebelumnya Aca memang sudah mengenal Mahesa dia memanggilnya kak karena Mahesa memang lebih tua darinya, Mahesa adalah ketua klub basket dulu aca sempat masuk ekstrakurikuler basket, namun akhirnya ketahuan oleh ayahnya yang membuat aca mau tidsk mau harus keluar dari klub basket itu.

"Gua mau duduk disini!" ujar Mahesa.

Aca yang mendengar itu segera menggeser duduknya untuk memberi ruang pada Mahesa.

"Ada apa kak?" tanya Aca saat Mahesa sudah yang masih berdiri di hadapannya.

"Gak ada, Lo cuma duduk di kursi fav gua" ujar Mahesa.

"Kursi favorit?"beo Aca.

"Iya ini kursi gua, jadi lo bisa pergi" ujar Mahesa .

"Gak mau, gua duduk disini duluan" balas Aca tidak mau beranjak dari kursi itu.

Kemudian Mahesa melihat kearah Aca"Gua kira lo bakal minta maaf, dan pindah dari sini" ujarnya.

"Gak ada alasan buat gua harus pindah" ujar Aca melihat lurus ke depan.

"Ini baru Aca, jadi tadi saat di kantin tadi  kemana Aca yang gua kenal?" tanya Mahesa.

Kemudian Aca mengalihkan pandangannya melihat Mahesa "Yang kak esa liat di kantin sama yang disini aca yang sama"ujar Aca.

"Hanya saja, Aca yang tadi di kantin gak bisa berbuat apa-apa karena semua yang mereka katakan kenyataan" lanjut Aca.

"Tapi itu salah bokap lo" ujar Mahesa.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang