Namun saat ingin meminumnya suara nada dering telpon menghentikannya, Aca kemudian melihat siapa yang menelponnya.Bintang nama itu tertera di layar handphonenya, dengan tangan bergetar Aca mencoba mengangkat telpon itu.
"Hallo"
Aca hanya diam dia tak mampu berkata.
"Ca lo dimana? Gua mau ngobrol sama lo"
Air mata aca jatuh saat mendengar suara itu, suara yang sudah sangat dia rindukan, sejauh apa aca mencoba berfikir bahwa bintang itu bukanlah apa-apa baginya sekuat itu juga semesta membuktikan bahwa bintang adalah kehidupan Aca, Sekali lagi Bintang menjadi alasan Aca menghentikan perbuatan bodoh yang akan dia lakukan.
"Aca"panggil Bintang, suara itu menyadarkan aca dari lamunannya, kemudian tangan aca bergetar hingga segelas yang dia pegang jatuh berserakkan.
"Aca lo gak papa?"ujar Bintang yang mendengar suara pecahan gelas.
"Gua gakpapa,gua tunggu ditaman rahasia"'
"Oke,see you"
Kemudian Bintang mengakhiri telepon itu.Setelah telepon itu berakhir Aca menatap tangannya yang dipenuhi obat yang hendak dia minum, dengan tangan bergetar Aca berdiri dan membuang obat itu kedalam tempat sampah, dia segera meminum segelas air menenangkan dirinya.
"Ca apa yang lo lakuin?"
"Bunuh diri gak cocok untuk gadis kuat kayak lo ca" ujarnya.
Kemudian Aca yang sudah sedikit lebih tenang, segera keluar menuju taman tempat biasa dia dan Bintang datangi.
Aca yang sudah tidak jauh dari taman itu mempercepat langkahnya, sepertinya dia sudah tidak sabar bertemu dengan Bintang, dengan seseorang yang mengenalkan arti sebuah kasih sayang yang tak pernah dia dapat dari siapapun,seseorang yang menjadi alasannya masih bertahan sampai saat ini.
Langkah Aca terhenti melihat sosok itu, sosok yang sangat-sangat dia rindukan. Aca tak percaya sosok itu benar-benar berada di depannya.
"Bintang"panggil aca.
Bintang yang mendengar itu segera melihat kearah Aca, tak lupa senyumnya itu menyambut Aca.
Aca segera mendekat ke arah Bintang, tapi dia tak tau harus berbuat apa ingin rasanya dia memeluk sosok di sampingnya ini namun tiba-tiba seperti ada rasa asing yang membatasi mereka berdua.
"Duduk ca"ujar Bintang menyadarkan Aca dari lamunannya.
Kemudian Bintang mengeluarkan sekotak susu matcha dari sakunya dan memberinya pada Aca, Aca mengambil susu itu dan segera meminumnya.
Susu matcha, hanya minuman sederhana namun punya efek luarbiasa untuk Aca, gadis itu meminumnya tak terasa air mata mengalir dipipinya.
"Kenapa lo nangis ca?" tanya Bintang.
"Enak" ujar aca sambil senyum mengembang di wajahnya menatap sekotak matcha itu.
Kemudian keduanya terdiam larut dalam fikiran mereka masing-masing, namun akhirnya Bintang memulai obrolan.
"Ca lo gakpapa?" tanya Bintang memusatkan atensi pada gadis di sampingnya itu.
Pertanyaan konyol, namun bisa saat berarti bagi seseorang.
Kemudian aca membalas tatapan Bintang mata hitam legam yang melihat kearahnya, kemudian dia menggeleng pelan.
"Maaf gua gak punya kekuatan lagi buat pura-pura baik-baik aja" lirih Aca.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRIUS
Teen FictionTentang seorang gadis penyuka matcha,tak ada tempat yang bisa di sebut rumah,di bully,hanya punya satu sahabat yang menjadi poros hidupnya. Apa jadinya jika orang yang di sebut poros itu meninggalkannya karena mengetahui perasaan bodoh yang ia milik...