Chapter 53-[Benetnasch]

3.4K 223 53
                                    

Sinar matahari yang mencoba masuk dari sela-sela di kamar kos membangunkan gadis yang masih setia tidur di atas kasurnya.

Gadis itu mengeliatkan sedikit badannya kemudian duduk di atas kasur mengumpulkan sisanya nyawanya yang belum terkumpul sempurna. Duduk cukup lama sekarang gadis itu berdiri membuka jendela kecil diatas ranjangnya membiarkan angin masuk, yang sesekali meniup pelan rambutnya.

Kemudian gadis itu duduk menatap barang-barangnya yang sudah tersusun rapi dalam sebuah tas, sekarang pandangannya beralih pada sebuah foto yang masih setia bertengger di sisi ranjangnya.

Menghirup nafas dan membuangnya kasar akhirnya gadis itu memasukan bingkai foto itu ke dalam sebuah kotak di bawah ranjangnya.

Kemudian segera bangkit bersiap untuk mandi, banyak tempat yang akan dia datangi hari ini.

Gadisnya sudah berpakaian rapi itu, berhenti sejenak melihat sebuah box yang tergeletak di ruangan kosong itu sebelum akhirnya mengunci kosnya dengan menenteng satu tas ransel cukup besar.

Setelah berpamitan dan mengembalikan kunci itu ke ibu kos, Aca melihat jam yang melingkar di tangannya sekarang pukul 8 berarti sekarang Aca sudah bisa pergi kesana.

"Papa aca kangen" Lirihnya kemudian melangkah kaki menuju halte bus.

                                                                                                 ***

Di penjara

Sebelum ke penjara Aca tadi sempat membeli sebuah kue kecil untuk papanya yang tengah berulang tahun hari ini. Setelah melakukan pemeriksaan, sekarang Aca duduk mengeluarkan kue yang dia beli tadi walau tanpa lilin, karena lilinnya tadi diambil karena tidak diizinkan untuk dibawa kedalam.

"Aca" Panggil salah satu penjaga disana mereka memang sudah hafal dengan Aca, seorang gadis yang selalu setia datang untuk menjenguk papanya walau selalu ditolak oleh sang papa.

"Hari ini papa nolak aca lagi ya?" Ujar Aca.

"Mungkin, papa Aca sedang tidak mau bertemu dengan orang lain dulu." Jawab penjaga itu.

"Tapi Aca bukan orang lain, dan hari ini papa ulang tahun" Ujar Aca tersenyum dia telah berjanji apapun yang terjadi hari ini dia tidak akan menangis.

"Udah Aca jangan sedih Aca bisa datang lagi lain kali." Ujar penjaga itu menenangkan Aca.

Kemudian Aca tersenyum dan berkata "Aca gak sedih kok, pak Aca boleh minta tolong kasih kue ini ke papa?" Ujar Aca.

Kemudian petugas itu mengangguk dan mengambil kue yang di serahkan Aca padanya, namun hendak pergi langkahnya terhenti saat Aca kembali memanggilnya.

"Pak,aca boleh minta tolong fotoin papa? Aca kangen banget sama papa." Ujar gadis itu dengan mata berkaca-kaca namun masih setia mengukir senyumnya.

"Maaf ca, kalau itu tidak di perbolehkan." Ujar petugas itu lagi.

Kemudian Aca mengangguk"Gakpapa pak, maaf dan makasi ya pak" Ujar Aca.

Kemudian petugas itupun mengangguk dan pergi meninggalkan Aca.

Cukup lama akhirnya petugas itu kembali, dia melihat Aca yang masih setia duduk di kursi pengunjung dan menghampirinya.

"Masih disini?" Ujar petugas itu menyapa Aca.

Kemudian Aca mengangguk dan segera berdiri"Apa papa menerimanya?"

Petugas itu mengangguk, tidak mungkin dia mengatakan kalau papanya tak menerima kue itu dan membuat hati gadis di depannya ini hancur lagi lebih baik ini menjadi kebohongan selamanya.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang