Kemudian Aca membuka matanya dan kembali menegakan badannya menghadap bosnya yang sudah duduk di kursi di depannya.
"Eh buk bos udah balik?" Ujar Aca.
"Udah." Ujar Jeni.
"Aca mau pamit, tapi jangan tanya kemana dan kenapa." Ujar Aca menebak pertanyaan yang akan di lontarkan bosnya itu.
"Dasar aneh, semoga lo bahagia ca." Ujar Jeni.
Aca kemudian mengangguk"Aca bakal kangen banget sama eskrim dan cake matcha disini." Lanjut Aca.
"Makanya disini aja, lo gak usah kemana-mana."
Kemudian Aca menggeleng pelan dan berkata"Disini terlalu menyakitkan."
Karena suasana mulai melow.
Aca kemudian berkata "Jangan kangen ya sama Aca , oh iya jangan lupain aca, satu lagi kalau launching menu baru rasa matcha namanya harus ada unsur nama Aca."
"Ngatur lo, sana pergi" Ujar Jeni dengan nada bercanda.
"Jangan lupa bayar makanan lo." Ujar Jeni meninggal Aca.
"UDAH, pelit banget." Ujar Aca sedikit berteriak.
Merasa sudah cukup, akhirnya Aca memutuskan untuk pergi meninggal cafe itu namun sebelum keluar Aca pergi menemui Aksa.
"Kak aksa." Panggil Aca ke di depan etalase cake yang sedang di bersihkan Aksa.
"Awas jangan ganggu gua." Ujar Aksa.
"Kak Aca mau pamit." Ujar Aca.
"Yaudah sana."
"Lah gitu doang?. Kak aksa gak sedih apa gua tinggal." Ujar Aca.
Aksa menggeleng.
"Kejam, yaudah Aca pamit." dengus Aca kesal kemudian hendak melangkahkan kaki menjauhkan dari Aksa.
"Buat apa gua sedih, Sekarang emang saatnya lo bahagia ca, lupain semua hal dan orang yang buat lo sedih. Gua gak suka perpisahan jadi karena lo udah ngelakuin hal yang gak gua suka lo punya hutang sama gua." Ujar Aksa.
"Hutang?" Beo Aca.
"Lo hutang bahagia sama gua" Ujar Aksa.
Kemudian Aca tersenyum mendengar itu"Kak Aksa bisa manis juga ternyata"
"Lo dengar gak gua ngomong apa?."
"Siap" Ujar Aca mengangkat tangannya ke dahi seolah-olah tengah hormat.
"Udah sana lo pergi gua mau lanjut kerja" Ujar Aksa meninggalkan Aca.
Setelah Aksa menjauh akhirnya aca keluar dari tempat itu.
Misi ketiga selesai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRIUS
Teen FictionTentang seorang gadis penyuka matcha,tak ada tempat yang bisa di sebut rumah,di bully,hanya punya satu sahabat yang menjadi poros hidupnya. Apa jadinya jika orang yang di sebut poros itu meninggalkannya karena mengetahui perasaan bodoh yang ia milik...