Chapter 47-[Peacock]

1.8K 159 3
                                    

Pagi itu Aca sudah di suruh oleh Sindy membawa tas miliknya dan tas teman-temannya. Saat Aca hendak masuk ke lobby sekolah ternyata Sindy seperti memang sengaja menunggunya.

Tak lama akhirnya Keysa bergabung dengan Sindy, dan memberi tasnya pada Aca.

"Lo antar tas itu ke kelas, gua mau ke kantin dulu" ujar Sindy kemudian pergi meninggalkan Aca di susul Keysa dan antek-anteknya.

Aca berjalan memasuki sekolah dengan membawa 6 tas membuatnya cukup kesulitan, pertama Aca mengantarkan tas Sindy ke kelasnya yang berada di lantai 3.

"Ca!!"panggil Mahesa.

"Pasti nenek lampir itu yang nyuruh lo kan"ujar Mahesa mengambil sebagian tas dari Aca.

"Gak usah kak, gua bisa sendiri"ujar Aca.

"Biar gua bantu, biar gua dapat pahala"ujar Mahesa.

Aca hanya memutar matanya malas.

Setelah mengantarkan tas sindy, sekarang hanya tersisa tas Keysa bisa sekalian pas dia masuk ke kelas.

Saat turun tangga Aca bertemu dengan Bintang, matanya bertemu dengan Aca.
Namun Bintang segera memutus kontak matanya dan berlalu pergi.

"Bintang" panggil Aca memutar badannya ke arah Bintang.

Bintang tetap menaiki anak tangga itu tanpa mempedulikan Aca.

"Gua senang lo udah sembuh"lanjut Aca.

Sama, tak ada jawaban hingga akhirnya Bintang menghilang di balik tembok.

"Lo masih berantem?" ujar Mahesa yang dari tadi memperhatikan mereka.

Aca hanya mengangguk.

"Separah itu kah masalahnya?"

"Iya kak, gara-gara kebodohan gua gua kehilangan sahabat kayak bintang"ujar Aca.

"Udah jangan sedih, nanti juga baikan lagi"

"Semoga, ya udah kalau gitu gua ke kelas dulu kak" ujar Aca.

***

Begitu lah hari-hari aca di sekolah, dia tak pernah tenang setiap hari Sindy tak pernah kehabisan akal untuk membuatnya sengsara, Sindy sering merobek buku pr Aca, menganggu aca saat makan di kantin, bahkan tak segan-segan dia memukul aca bila moodnya sedang buruk.

Sebisa mungkin Aca menghindari Sindy namun tak jarang juga Sindy menemukannya.

Flashback

Aca yang tengah asik makan di kantin tiba-tiba makanan disiram air oleh sindy, padahal saat itu aca benar-benar lapar karena belum makan dari semalam, dia sengaja berhemat karena dia sudah tidak punya pekerjaan lagi.
Mau tidak mau aca membuang air pada piringnya dan melanjutkan makannya.

"Tetap enak kok, daripada mubazir"batinnya sambil menyendok nasi goreng basah itu.

Flashback off

Bagaimana dengan Bintang?

Bintang kadang melihat sindy menganggu Aca namun entah kenapa dia seakan-seakan tak melihat apa yang terjadi.

Atau memang dia sudah berhenti peduli.

Flashback on

Aca yang tengah membawa setumpuk buku, keruang guru sengaja di sandung oleh sindy membuat dia tersungkur dan buku yang dia bawa berserakan.

"Makanya kalau jalan pakai mata" ujar Sindy tertawa.

Aca yang tersungkur pun berusaha bangkit dan matanya bertemu dengan mata pekat Bintang.

Bintang segera berjalan mendekat, Aca sebenarnya sudah agak cemas Bintang melakukan sesuatu pada Sindy, namun semua itu hanya angan-angan Aca Bintang hanya berjalan lurus tanpa berniat membelanya membantunya saja tidak.

Aca hanya tersenyum kecut melihat itu, dadanya saat sesak melihat Bintang sudah tak peduli padanya.

Setelah membereskan semuanya aca meletakkan buku itu si ruang guru kemudian Aca ke kamar mandi dadanya sangat sesak.

"Bintang" lirih Aca

"Sindy jahat, kenapa Bintang gak belain Aca?"

"Hikkkss, sakit lutut Aca sakit" Isak Aca mengadu seakan-akan itu terdengar oleh Bintang.

"Hikss, dada Aca sesak liat bintang udah gak peduli sama Aca, balik Bintang ayo bilang kalau Bintang masih sayang sama Aca" ujarnya memukul2 dadanya.

"Bintang bilang Bintang paling benci liat Aca nangis, sekarang Aca nangis ayo balas Sindy hikss "lirihnya.

"Bintang Aca gak hikks suka kesepian"

"Aca sayang Bintang" lirihnya terakhir.

Sore itu kamar mandi menjadi saksi rapuhnya aca, seolah mengadu pada Bintangnya.

Flashback off

***

Di taman belakang sekolah.

Sekotak susu matcha di letakkan di tepat di depan Aca, Aca segera melihat sosok yang memberinya susu itu.

"Kak Mahesa"

"Minum, itu buat lo"  ujar Mahesa.

"Kenapa kak?" ujar Aca

"Biar lo happy"

Aca hanya membalasnya dengan senyum tipis.

Setelah meminum susu itu Aca memusatkan atensinya ke arah Mahesa.

"Kak Esa, maaf gua gak bisa bikin kak Esa menang dari taruhan kakak"ujar Aca.

Deg, perkataan Aca membuat Mahesa mematung.

Kemudian Aca tersenyum.
"Tenang aja, gua gak marah kok"

"Ca lo udah tau?"

Dibalas anggukan oleh Aca.

"Kapan?"

"Sejak awal, dari lo ngusir gua dari tempat duduk favorit lo"

"Tapi.." belum sempat Mahesa melanjutkan Aca kembali memotong ucapannya.

"Tapi kenapa gua pura-pura gak tau?"

Aca menghirup nafas dalam "Karena kak esa, gua ngerasa punya teman di sekolah ini, kak lo tau gak sebenarnya gua paling benci kesepian"

"Gua tau dari awal lo dekatin gua cuma buat taruhan tapi gua pura-pura gak tau biar gua tetap punya teman, tapi sekarang gua bilang ke lo karena gua takut suatu saat nanti gua ketergantungan sama kehadiran lo"

"Ca"ujar Mahesa.

"Taruhannya jadiin aku pacar kakak kan? maaf kalau itu aku gak bisa bantu kakak buat menangin taruhannya"ujar Aca.

"Ca maafin gua"ujar Mahesa.

"Gua gak marah kak, makasi udah mau jadi teman gua belakangan ini" ujar Aca mengulas senyumnya.

"Oh iya makasi banyak susu matcha kak, udah lama banget gua gak minum ini" ujar Aca dengan mata berbinar.

"Udah dulu ya kak, gua pergi dulu" ujar Aca melambaikan tangan dan meninggalkan Mahesa.

Mahesa yang di tinggalkan mengusak kasar rambutnya.

Ya akhir-akhir ini mahesa selalu ada si samping aca, dia tak segan-segan menolong Aca saat sindy mengganggunya.
Tapi satu hal pahit yang Aca ketahui saat dia berjalan hendak melihat Bintang dari jauh dia malah mendengar pembicaraan Mahesa dan teman-temannya tentang taruhan itu.

Awalnya Aca sempat berfikir tidak akan membiarkan Mahesa mendekatinya namun beda dengan hatinya, dia benar-benar butuh seseorang saat itu, jadi di mencoba menjalaninya mengesampingkan alasan Mahesa mendekatinya.

Namun akhirnya Aca sadar, dia takut bahwa nanti dirinya tak terbiasa sendiri.

Sedangkan hari-hari kedepannya masih panjang dan itu harus Aca lewati seorang diri.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang