Chapter 1 : Awal

3.4K 88 62
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

Tolong bagi kalian yang membaca, jangan lupa untuk kasih review nya, mana yang kurang menurut kalian. Beritahukan saya kalau ada penempatan kata yang salah.

Semoga kalian bisa menikmati cerita ini sampai akhir.

Vidio pendek tentang cerita ini. Semoga kalian suka.

Revisi bab 1 : Selesai!

------------------

Maret 2016

Kala itu di mana ada seorang gadis yang tengah bersenang-senang di rumah temannya yang sedang mengadakan pesta ulang tahunnya yang sangat meriah. Penampilan nya begitu cantik, seluruh kakak kelasnya yang datang bahkan bersiulan kearahnya. Tak seorangpun dari mereka yang datang yang tidak melihat gadis itu, baik laki-laki mau perempuan. Rambut panjangnya yang hitam legam pertama kali di gerai di hadapan umum, membuat mereka terpana.

"Wa, lo udah kasih tahu orang tua lo, kan? tanya salah satu temannya yang berpakaian dress warna biru. Suaranya sedikit dikeraskan agar terdengar karena bisingnya musik.

"Udah kok," jawabnya yang tak serius sekali dan tetap menikmati pesta itu. Sesekali tertawa menanggapi lelucon para laki-laki di depannya.

"Adik lo gimana?" tanyanya lagi. Sebelum berangkat ke sini juga, gadis itu sudah berkata bahwa dia sempat bimbang untuk datang ke pesta ulang tahun yang diundang temannya.

"Ada."

"Lo gak ngejagain adik lo!" teriak temannya yang sangat terkejut. Bahkan gelas minuman yang dipegangnya jatuh. Dia termasuk teman baik, karena mampu mengingatkan gadis itu, apalagi itu tanggungjawab nya.

"Apaan si! malu tuh diliatin!" geram wanita yang sibuk ditanyai tadi. Wanita itu memakai dress merah yang begitu mencolok. Tak mau diganggu disaat-saat menyenangkan seperti ini.

"Adik lo lagi sakit, lo malah datang ke sini. Beneran lo udah bilang sama orang tua lo?" Sebagai temannya, dia harus memperingati nya terus menerus. Pasalnya temannya yang keras kepala ini mempunya sifat yang membuat jengkel semua orang.

"Udah kok, lagian ada pembantu juga di rumah," katanya dengan santai.

"Syukur deh, gue takut ada apa-apa aja." Walaupun jawaban itu didengarnya, dia tetap bimbang. Tak mempercayai apa yang temannya katakan.

Namun, belum lama dari pembicaraan itu. Handphone wanita dress merah itu berbunyi. Tertera nama sang mamah yang menelepon. Wanita itu agak menjauh dari keramaian dan langsung mengangkat telepon dari mama nya. Walaupun rasa kesal menguasai.

"Halo, Ma-"

"Di mana kamu, Halwa!" teriak mamah nya begitu membuat telinganya sakit.

"Wawa ada di pesta temen, Ma. Ada apa?" Suaranya agak kesal setelah mendengar teriakan mama nya tadi.

"Adik kamu sekarat! Ke rumah sakit sekarang!" Suara itu digantikan oleh Ayahnya.

Belum sempat Halwa membalas, telpon itu segera tertutup. Handphone nya kembali berbunyi, dan satu pesan masuk dari mamah nya yang memberitahu alamat rumah sakitnya.

Segera mungkin Halwa pergi dan meninggalkan pesta. Kedua temannya ikut menyusul karena menyadari pergerakan aneh yang dilihat dari Halwa. Teman dekatnya sudah tahu pasti apa yang terjadi kalau Halwa sudah kepanikan, karena dia meninggalkan tanggungjawab nya.

Aku yang tak dipercaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang