Chapter 39 : Aku milikmu

682 41 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

–––––––––––––––

Mengikat hubungan untuk menjadi kekasih halal.


Revisi bab 39 : Selesai!

–––––––––––––––

(Selamat membaca)

Pernikahan. Hari bahagia bagi kedua mempelai pengantin, keluarga, serta kerabat, sahabat dan yang lainnya. Kita, tak akan pernah tahu siapa yang tidak suka atas kebahagiaan yang kita rasakan.

Halwa, sesosok perempuan yang menikah tepat di hari ulang tahunnya setelah perayaan masa tahun baru satu bulan setelahnya. Tadinya, memang akan sangat cepat acara pernikahan berlangsung. Tapi, karena ada kendala di Villa, dengan berat tanggal pernikahan juga di undur, dan sesuai yang Halwa mau, pernikahannya akan dilaksanakan dihari ulang tahunnya.

Takdir memang sudah berkata lain, perjuangan memang menyakitkan fisik dan perasaannya. Tapi, Allah, Dia Tuhan yang maha besar telah membalas perjuangan Halwa selama ini.

Manusia hanya bisa berencana tentang apa yang terjadi di kehidupan selanjutnya. Tapi, Allah, dialah yang akan mengatur segala hidup para hambanya. Tak perlu berharap lebih kepada manusia atau apapun di muka bumi ini kecuali kepada Allah kalian berharap dan mengadahkan tangan untuk berdoa kepadanya.

Berharap, bersabar dan menunggu doa diijabah oleh Allah, tanpa tahu Allah telah merencanakan segala sesuatu yang lebih baik lagi.

Kini, di hari yang cerah pagi ini. Halwa akan mengikat hubungan dengan Asrar untuk menyempurnakan agama.

Gaun pengantin berwarna putih sudah Halwa kenakan dengan sangat cantik. Semalaman Halwa hanya tidur sebentar, dan setelah subuh Halwa terus menangis tentang momen yang sangat dia tunggu-tunggu telah terlaksana sekarang. Berusaha meyakinkan bahwa ini nyata dalam hidup dan bukan sekadar mimpi saja.

Gaun yang Halwa pakai cukup simpel dan sederhana, dia tidak mau yang ribet, karena berpikir kalau nantinya akan susah untuk bergerak ke sana ke mari.

Acara akad akan segera dimulai. Halwa mulai didandani lagi untuk menyempurnakan make up nya.

"Oh ini yang mau nikah," ucap Arsya yang tiba-tiba masuk ke kamar Halwa.

"Nggak, gue mau mau ngerampok!" balas Halwa yang tak jelas, kesal dengan mata Arsya, jelas-jelas dia yang sudah cantik membahana masih saja di sindir dengan wajah judesnya.

Karena balasan Halwa, terlihat Arsya yang geram. "Seharusnya, gue yang nikah sama Asrar, bukan lo. Lo tahu kan, lo itu gak pantes, lo pembo–"

"Udah basi! lo mengejek dan merendahkan gue berlindung dibalik kata pembohong, cih!" Halwa sangat ingin meludah di wajah Arsya. Dia tidak berbalik untuk menghadap Arsya dibelakangnya. Melainkan menatapnya lewat cermin di depannya.

"Emang nyatanya kayak gitu. Gue tahu, tante Murni sama om Halgan terpaksa merestui kalian," tebak Arsya membuat Halwa tertawa kecil.

"Lo mana tahu, gue anaknya, dan gue yang minta restunya sendiri."

"Iya, itu karena terpaksa!"

Aku yang tak dipercaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang