Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
---------------
Jelaskan, maka aku akan menjelaskan semuanya kepadamu. Jangan menyimpulkan sebelum kamu meminta penjelasan kepadaku.
Revisi bab 33 : Selesai!
-----------------
Follow IG author yuk, kits berteman Dan saling follow di sana.
IG : raodatu_09
(Selamat membaca)
Asrar menatap sendu surat yang ada ditangannya. Surat pengunduran diri Halwa tadi pagi diberikan oleh temannya. Awalnya, Asrar terkejut dengan kata-kata temannya Halwa. Dia sempat tak menyangka bahwa ini Halwa pergi hanyalah kebohongan belaka.
"Halwa beneran pergi, dia berhenti dari rumah makan, lo. Dia berharap, lo bahagia."
Hanya itu kata-kata yang Deva katakan. Tentu Asrar masih belum mempercayai begitu saja. Dia barusan telah ke kontrakan Halwa untuk memastikan, dan ternyata memang benar. Halwa pergi, dikatakan oleh pemilik kontrakan beserta teman tetangganya.
"Gue masuk," ucap Jauzi karena pintu ruangan Asrar terbuka.
Dia duduk di sofa sebelah kanan Asrar. "Kenapa?"
"Kamu tahu rumah Halwa di mana?" tanya Asrar balik, tanpa menjawab keadaan nya yang ditanyakan oleh Jauzi.
"Tumben, kenapa emang? lo masih ada urusan sama dia?" Jauzi juga sempat tidak menyangka, Halwa benar-benar pergi dan itu berarti dia tidak akan mengusik Asrar lagi.
"Saya mau melamar dia," jawab Asrar jujur. Percuma juga menutupi dan rasa gengsi yang besar, pasti ujung-ujungnya bakalan diketahui juga.
"Anjing! lo kalau ngomong yang bener. Jangan gede bacot kayak gitu!" kesal Jauzi, terkejut mendengar jawaban Asrar.
"Kamu yang harus ngomong bener! pake bahasa manusia, bukan bahasa satwa!" balas Asrar tak kalah kesal.
"Ya lo gak dipercaya banget! ini telinga gue bermasalah apa gimana? gue gak salah denger kan?" Jauzi mengucek-ucek telinga nya.
"Enggak, emang saya mau ngelamar Halwa." Asrar memperjelas nya lagi. Jauzi memegangi dadanya, rasanya sesak.
"Lo cinta sama dia?"
"Di mana rumah Halwa?"
"Jawab gue dulu," paksa Jauzi.
Asrar menghela napas, dia menyandarkan punggungnya ke sofa. "Iya, cinta."
"Bohong lo!"
"Kamu gak inget waktu SMA?" tanya Asrar supaya Jauzi mengingatnya kembali.
"Yang mana?"
"Waktu saya ngomong cinta sama seseorang." Asrar memberi sedikit bocoran.
Sampai Jauzi membulatkan matanya, dia refleks berdiri, menutup mulutnya seraya membuang muka ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang tak dipercaya [END]
SpiritualSalah satu harapan Halwa adalah bisa dapat kepercayaan dari orang-orang terdekatnya, dan salah satu keinginan Halwa adalah bisa mendapatkan cinta Asrar, laki-laki yang penuh rahasia di dalamnya. Mengenai kebenaran tentang penyakitnya, apakah Halwa b...