Chapter 26 : Insecure

685 39 5
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

–––––––––––––––

Kekurangan ku itu belum mendapatkan cinta kamu, dan kelebihan ku itu terlalu mencintai kamu.

Revisi bab 26 : Selesai!

–––––––––––––––

(Selamat membaca)

Hari Sabtu, Halwa habiskan di rumah sampai sore hari. Dirinya sibuk memikirkan antara memperjuangkan atau melepaskan. Ketika dihadapan Nek Rahmi kemarin, Halwa memang sudah yakin untuk melupakan Asrar, tapi ketika sampai kontrakan rasa tak rela Halwa rasakan. Keraguan pun dimulai dari saat itu sampai sekarang.

Halwa tak berdandan sama sekali, belum keluar dari kemarin. Stok makanan nya hanya ada mie instan yang Halwa makan. Beberapa tetangga kos nya banyak yang mengetuk pintu dan menanyainya, takut kalau ada apa-apa yang terjadi kepada Halwa.

Perasaan Halwa tak tentu arah. Di Satu sisi juga dia merasa minder kalau kehadapan Asrar.

"Apa si yang dibanggakan dari gue?" tanya Halwa sendiri. Dia merenung melihat pantulan dirinya yang duduk di depan cermin.

"Gue cuman lulusan SMA aja, gak ada pengalaman apa pun. Malahan, dari jaman sekolah, gue di cap buruk," keluhnya yang semakin membesar.

"Gak kuliah, dan bukan perempuan lembut. Gue juga gak bisa apa-apa selain masak."

Halwa semakin malu dengan dirinya sendiri. Di hadapannya ada laptop yang sedang memutar sebuah podcast para pengusaha dan segala motivasi nya. Karena tak ada gunanya, Halwa menutup laptop itu, dan lebih memilih menonton televisi yang menampilkan film Spongebob Squarepants kesukaannya.

"Kayaknya gue kayak Spongebob, gak disukai sama semua orang, kecuali Deva, dan Nek Rahmi. Deva itu kayak Patrick dan Nek Rahmi kayak neneknya Spongebob." Boneka Spongebob kuning semakin Halwa peluk dengan erat.

"Spongebob juga cuman bisa masak. Hobinya nyari masalah mulu. Tapi ..., gue e-emang nyari masalah? E-enggak, g-gue baik." Tanya dan jawabnya sendiri. Halwa terus berbicara dengan dirinya sendiri.

Pop mie yang didiamkan beberapa menit yang lalu, Halwa buka. Dia menyeruput mie kuah itu dengan garpu plastik yang tersedia di dalam kemasan.

"Asrar kenapa jahat banget sih!" gerutu Halwa, rasa pedas Halwa rasakan, ditambah keringat yang mengucur. Kipas kecil didinding sama sekali tidak terasa sampai ke kulit.

"Siapa lagi kalau bukan Resti, Fira sama Arsya yang keliatan deket sama Asrar. Kenapa bukan gue ...? Kenapa harus gue yang gak kepilih!" frustasi Halwa. Dia sesenggukan, dan hidungnya terus menahan agar ingusnya tak keluar.

"Astaghfirullah, Halwa!" Pekik Deva yang tiba-tiba datang dan mendobrak pintu kos Halwa.

Deva duduk di depan Halwa yang sangat kacau. Dia seperti tidak terurus.

"Lo ngerusak pintu kos kamar gue! nanti gimana kalau si ibu tahu! ganti rugi lo!" ketus Halwa. Mood nya bertambah buruk.

Aku yang tak dipercaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang