Chapter 32 : Berganti

808 50 8
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

Karena lagi libur, kelas 12 nya lagi ujian. Aku bakalan rajin update dan menamatkan cerita ini sebelum bulan ramadhan tiba.

Tadinya target mau di bulan februari, tapi tugas sekolah banyak.

Oh iya, mari menyambut bulan ramadhan dengan bahagia!

Sepi ..., gak ada respon:( gak papa:)

––––––––––––––

Aku meninggalkan mu, tapi kalau kamu mencari, aku akan datang.

–––––––––––––––

(Selamat membaca)

Kamar yang dipenuhi buku itu ditempati oleh seorang wanita berbaju tunik dengan bawahan rok panjang. Kerudung pashmina yang menutup dada, begitu cantik dia pakai apalagi bentuk wajahnya yang bulat. Namun sayang, perasaannya tidak secantik dirinya. Dia masih takut, ragu dan bimbang.

Berdoa dan berdzikir sudah dia lakukan terus menerus. Apalagi semalam, dia melaksanakan sholat istikharah supaya bisa memutuskan yang terbaik bagi dirinya dan orang disekitarnya.

"Kamu kenapa?"

"Bunda ...," rengek Resti lalu memeluk sang ibu yang duduk di sampingnya di tepi kasur.

"Kenapa? kamu deg-degan?" tanya Lira–ibu Resti–mengusap lembut kepala anaknya yang tertutup oleh kerudung.

"Bunda, keputusan ada ditangan aku kan?" Resti balik tanya.

"Iya, karena bunda sama Abi cuman mau kamu bahagia," jawab Lira.

"Kenapa bunda memberikan keputusan nya sama aku? bukannya yang namanya perjodohan harus selalu diterima?"

"Tadinya," balas Lira. "Tapi ini bukan satu orang."

"Maksud bunda?"

"Ayo ke depan, mereka udah dateng." Lira menggenggam tangan anaknya. Sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar, Lira menatap anaknya seolah semua akan baik-baik saja.

Keluarnya Lira dan Resti, membuat mereka yang sedang duduk di ruang tamu melihat kedua perempuan berkerudung itu.

Keduanya duduk berdampingan, sementara sang ayah berbeda di kursi sofa yang lain.

"Bunda ... ." Ada raut kebingungan di wajah Resti.

"Ada dua orang," ucap Lira.

Resti melihat ke arah laki-laki itu. Dia terkejut bukan karena tidak mengenalnya, melainkan laki-laki yang datang melamarnya bukan Asrar, tapi laki-laki dari anak sahabat ayahnya.

"Sudah lama ya, Azriel gak ketemu sama Resti." Seorang wanita yang cukup tua membuka suara–dialah ibu dari pihak laki-laki–tersenyum manis melihat betapa cantiknya Resti.

Tentu, Azriel orang yang ingin melamar Halwa dulu, namun sayang ditolak. Orang tuanya belum lama dari tolakan Halwa menjodohkannya dengan Resti. Mereka adalah teman kecil waktu SD dan berpisah ketika Azriel pindah rumah. Apalagi dia jarang di Indonesia karena melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

Aku yang tak dipercaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang