Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
––––––––––
Kesalahan memang ada di setiap manusia. Tapi perubahan, tidak ada di setiap manusia.
––––––––––
Selamat membaca
Gundukan tanah itu masih terlihat baru, dengan papan dengan nama yang telah berkorban banyak untuk orang terdekatnya, bahkan orang lain.
Perlahan, kedua orang mendekat dan jongkok di samping kuburan itu. Menaburkan bunga, perlahan sampai gundukan tanah itu terisi penuh oleh bunga.
"Aku yang tuang." Botol itu diambil alih oleh Asrar, dan menuangkannya ke atas tanah kuburan.
"Dia berjuang begitu keras untuk bisa hidup dan bisa bersama orang tersayangnya. Dia ..., seolah baik-baik aja setiap hari, seolah tidak ada sesuatu yang akan merenggut hidupnya."
Papan itu diusap, air matanya terus menetes karena mengingat perjuangannya. Dia bahkan tidak tahu tentang penyakit yang sudah parah, dan bisa merenggut nyawa kapan saja.
"Kamu udah liat semangat dia buat bisa hidup. Jadi, aku mau kamu harus semangat juga. Jangan menganggap kamu sendirian, ada aku, ada keluarga kamu, dan ada kita semua yang sayang sama kamu." Asrar berkata sangat lembut. Beda dengan dirinya yang dulu. Karena untuk seseorang yang spesial dihidupnya sekarang, harus diperlakukan dengan baik, sekalipun itu hanya ucapan saja.
"Iya, aku akan lebih semangat. Terima kasih Asrar, karena mau menerima aku," ucapnya.
Asrar tersenyum, lalu dia menghapus air yang menetes di mata wanita yang dicintainya. "Tapi, aku juga mau kamu gak menyembunyikan apapun dari aku. Jangan terlihat baik-baik aja kalau nyatanya kamu gak baik-baik aja."
"Iya. Sekarang ataupun nanti, aku akan selalu cerita apapun yang aku rasain."
"Makasih ... dan tetap bersama aku, jangan buat aku ditinggalkan untuk yang kedua kalinya," pinta Asrar. Benar-benar serius dengan ucapannya.
"Aku gak akan ninggalin kamu. Buat bersama kamu sekarang aja susah, Asrar. Aku harus berjuang supaya bisa diterima di hidup kamu."
"Sekarang gak perlu berjuang lagi, aku akan selalu menerima kamu dan memperlakukan kamu dengan baik."
"Makasih, Asrar. Aku harap kamu bisa cinta sama aku selamanya, dan melupakan masa lalu yang pahit itu," ucap wanita itu. Begitu terharu, karena ini kali pertamanya dia dicintai, dan tidak mencintai seseorang diri lagi.
"Sama-sama, kita gak bisa melupakannya, karena kalau waktu itu kita gak ketemu, kita gak akan sampai tahap saling mencintai seperti ini," ucap Asrar.
"Kita anggap itu sebuah kenangan," usul wanita itu.
Asrar mengangguk, dia memegangi tangan wanitanya untuk berdiri. Sudah lama juga mereka berdua berada di sini.
"Ayo kita pulang, pasti mereka udah nungguin," ajak Asrar, menyatukan tangan mereka untuk saling menggenggam satu sama lain.
"Iya, dan pastinya kaget," kelakar wanita itu disambut dengan tawanya.
"Kaget sama bahagia," tambah Asrar.
[•••••]
"Halwa ...! kamu beneran Hamil, sayang? ini mamah gak mimpikan?" Murni menampar pipinya sendiri disertai tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang tak dipercaya [END]
SpiritualSalah satu harapan Halwa adalah bisa dapat kepercayaan dari orang-orang terdekatnya, dan salah satu keinginan Halwa adalah bisa mendapatkan cinta Asrar, laki-laki yang penuh rahasia di dalamnya. Mengenai kebenaran tentang penyakitnya, apakah Halwa b...