Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
---------------
Aku mencintaimu dengan bodoh.
Revisi bab 27 : Selesai!
(Selamat membaca)
Suasana rumah makan seperti tak hidup. Di hari minggu ini, banyak pelanggan yang datang. Namun, dengan adanya Halwa yang terus berbicara dengan para pelanggan, suasana sedikit bertambah ceria dan tak diam-diam seperti tadi.
Semua karyawan masih belum berbicara dengan Halwa, kecuali hanya sepenting nya saja. Ketidaksukaan mereka begitu terlihat jelas, tapi Halwa tidak peduli itu. Dia tak butuh sikap baik mereka, yang paling terpenting Halwa harus terus bersikap baik dan jangan sampai jadi seperti mereka.
Di sini, hanya Reno saja yang mengobrol dengan Halwa. Jauzi sekarang mulai cuek dengan Halwa.
"Asrar mana sih, kok dia gak dateng?" Halwa bertanya kepada Reno yang sudah datang dan berada di dapur.
"Gak tahu, tumbenan juga dia telat. Biasanya juga paling rajin awal-awal dateng." Reno juga sama tidak tahunya seperti Halwa.
"Ini bukan telat lagi namanya. Orang matahari juga udah mulai mau turun lagi." Selepas sholat Dzuhur lima belas menit yang lalu, Halwa memang masih menunggu kedatangan Asrar.
Di otaknya, Halwa mulai berpikir ke mana pun yang terpenting masuk ke dalam alasan kenapa Asrar tidak datang ke rumah makan.
"Apa Asrar malu ya liat gue?"
"Dia malu tentang gue ke rumahnya. Atau dia merasa bersalah?"
"Asrar mungkin belum siap ketemu gue?"
"Dia kira-kira lagi ngapain?"
"Sesibuk apa, sampai Asrar gak dateng ke sini? setidaknya ngasih kabar gitu."
"Eh tapi, gue siapanya?"
"Apa gue ada salah ya? salah gue apa?"
Sampai sekarang pun, Halwa masih terus overthinking tentang Asrar.
"Ya gue gak tahu. Sekarang lo istirahat dulu, dari tadi kan lo gak pernah berhenti masak. Lagian gak ada pelanggan yang mesen lagi. Gue ke depan dulu ya ..., minta tolong beresin bawang di meja, masukin ke toples." Reno menyuruh Halwa, lalu pergi keluar dari dapur.
"Nyuruh aja lo!" seru Halwa tak terima dirinya di suruh-suruh.
Tetap saja, walaupun tak terima Halwa tetap membereskan bawang yang sudah dikupas oleh Reno. Halwa juga menyapu dapur dan mengelap sisa-sisa di atas meja dan didekat penggorengan.
Karena tidak ada kerja lagi, Halwa juga keluar dari dapur dan ingin keluar untuk membeli es cendol yang mangkal tak jauh dari rumah makan Asrar.
"Terus Halwa gimana?"
Langkah yang seharusnya terus maju terpaksa terhenti karena suara itu yang menarik telinga Halwa terus ingin mendengar. Halwa bersembunyi di balik dinding dekat tempat kasir di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang tak dipercaya [END]
SpiritualitéSalah satu harapan Halwa adalah bisa dapat kepercayaan dari orang-orang terdekatnya, dan salah satu keinginan Halwa adalah bisa mendapatkan cinta Asrar, laki-laki yang penuh rahasia di dalamnya. Mengenai kebenaran tentang penyakitnya, apakah Halwa b...