Chapter 47 : Dibalik kembalinya Halwa (Flashback)

1.4K 43 9
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh ...

––––––––

Orang baik, akan selalu dikelilingi oleh orang baik.

––––––––––––

Pantes aja kalian bingung, ternyata scene Halwa kecelakaan gak ada. Coba baca lagi guys di chapter 41. Itu udah lengkap gimana asal-usul Halwa sampai bisa kembali lagi.

Selamat membaca

––––––––––

Dua hari setelah kecelakaan.

"Nek! wanita itu–"

"Kenapa!" Nenek-nenek yang masih sehat dan kuat itu menghampiri cucunya yang lain.

"Kata dokter dia masih bisa diselamatkan," ucap seorang wanita muda. Dia menahan tubuh neneknya yang lagi-lagi akan tumbang.

"D–dia selamat?"

"Iya, Nek. Tapi ... ." Dia menggantungkan ucapannya, dibalik kabar bahagia ini, masih ada kabar buruk juga.

"Kenapa dia, Mila?" Neneknya mengguncang tubuh cucunya–Mila–yang tampak murung.

"Dia koma, Nek," jawab Mila. "Kita gak tau kapan dia akan bangun."

"Astaghfirullah ..., terus gimana sama tante kamu?" Nek Darmi bertanya, hidup anak-anaknya begitu malang. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa anak perempuan pertamanya akan meninggal karena kecelakaan, lalu anak keduanya juga yang terlibat karena berusaha menolong.

"Tante juga koma. Dia lebih parah," jawab Mila.

"Ayah kamu mana? ke mana dia sampai tidak datang!" Darmi sebagai seorang ibu menanyakan anak bungsu laki-lakinya–tak lain adalah Ayah dari Mila–sebagai pengganti Ayahnya yang belum datang.

"Ayah lagi di jalan, Nek."

"Kita masih dalam keadaan berduka, Mila. Nenek minta sama kamu untuk terus awasi wanita itu. Nenek gak akan sering ke sini, karena mau bertemu keluarga besan nenek," ujar Darmi. Dia akan memberi perhitungan dan membawa ke jalur hukum atas yang dilakukan anak besannya yang mencelakakan anak dan cucunya.

"Iya, Nek." Kejadian ini–mau tidak mau–Mila harus izin kepada bos nya.

Darmi menangis lagi, tidak ada seorang ibu yang bahagia ketika anak dan cucunya celaka karena seseorang terdekatnya sampai meninggal. Walaupun ini bukan salahnya, tapi dia merasa bersalah karena terlalu mempercayai menantunya untuk membawa anak dan cucunya pergi ke luar kota untuk menetap di sana.

Di detik-detik anak keduanya sadarkan diri, dia sempat berkata 'untuk menyelamatkan wanita asing itu' Darmi tahu maksud anaknya. Wanita asing itu tak seharusnya terlibat masalah keluarganya sampai mengalami koma. Di tambah fakta tentang penyakit yang menggerogoti tubuh wanita asing itu. Darmi merasa sangat bersalah.

"Sehabis urusan selesai di sini, kita akan bawa wanita itu ke kota kita." Darmi memutuskan secara langsung.

Mila terkejut bahkan matanya melotot. "Gak bisa, Nek. Wanita itu pasti punya keluarga, kita gak bisa main bawa aja."

"Masalahnya kita gak tahu keluarganya. Ini salah nenek, Mila. Nenek harus buat wanita itu sembuh dulu."

"Ya udah, Mila juga yang akan urus semua keperluan." Secara sadar, Mila juga berpikir seperti neneknya.

Aku yang tak dipercaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang