SHAGA || THREE

97.5K 13.2K 2.5K
                                    

HALO PREN!

Ada yang nunggu Hazel update gaaakk siiiih?

Ada dong, masa nggak 🥰

Kalian baca ini jam berapa, dan lagi apa?

Happy Reading...

Jangan lupa vote dan komen nya ya 😍

Oh ya! Bantu tandai kalau ada typo ya pren, seperti bab kemarin ada yang tandai. Aku lupa nama akun nya, tapi makasih banyak lho 🥰

***

Shaga masih duduk di meja belajar milik Hazel walau kini pemiliknya sudah keluar dari kamar. Cowok itu sedang merenung, coba memikirkan alasan apa sampai Hazel ingin menghabiskan waktu bersamanya selama dua bulan?

Shaga memerhatikan kamar bernuansa pastel itu. cat ungu pudar yang berpadu dengan pink juga putih. Kamar yang terlalu girly untuk ukuran Hazel yang... apa namanya? Hazel yang kasar dan jahat. Harusnya, kamar ini warna nya hitam saja, sama seperti hati Hazel. Shaga terkekeh atas pikirian nya sendiri.

Bicara soal kamar, ruangan ini cukup nyaman dan sangat luas. Di tata sangat cantik dengan dekorasi yang lembut. Jika di perhatikan, ada banyak barang yang tersimpan di sini, barang yang terlihat biasa saja namun Shaga tau, harga nya pasti mahal. Karena Mama nya tukang koleksi barang aesthetic.

Dan itu artinya, Hazel bukanlah orang kekurangan harta mengingat rumah nya juga seperti istana begini. Jadi, tidak mungkin Hazel mengejarnya demi harta seperti yang dia tuduhkan.

"Kalau bukan harta lalu apalagi?" gumam Shaga kebingungan. Hanya harta dan wajah nya lah yang selalu jadi incaran para perempuan. Shaga yang kaya dan tampan, mereka sudah pasti bangga jika menjadi pacarnya.

Tapi..., untuk ukuran gadis yang okay, sangat cantik dan juga punya harta, rasanya mustahil jika Hazel mengejarnya karena tampang. Dengan segala kelebihan yang dia punya, seharusnya Hazel bisa mendapatkan cowok tampan manapun yang dia suka.

Lalu apa?

Shaga memutar kursi beroda itu hingga kini dirinya menghadap cermin di meja rias, cowok itu tersenyum miring. Astaga ya Tuhan, kenapa dia bertanya-tanya apa alasan Hazel ingin menghabiskan waktu dengan nya sedangkan jawaban nya sudah bisa dia tebak.

Pasti karena cinta.

Shaga tertawa pelan, lalu geleng kepala. Ya, benar, Hazel pasti sangat mencintainya sampai gadis itu memberikan syarat yang mengharuskan nya terjebak bersama Hazel selama enam puluh hari.

Hazel ingin di temani setiap hari, di beri perhatian dan perlakukan manis layaknya hubungan romantis lain nya. "Ck, sampai segitu nya ya lo saking pengen dapat perhatian gue," kekeh Shaga. "Okay, karena gue baik hati, bakal gue lakuin apa yang lo mau walau sebenarnya gue jijik."

Shaga lalu bangkit dari kursi nya sambil berkaca, merapikan rambut tebalnya hanya untuk dia acak kembali. Cowok itu berdecak kagum atas ketampanan wajah nya, "Nggak heran sih dia klepek klepek," ujarnya sambil menyisir surai ke belakang denga jari. "Gue emang seganteng itu."

Keluar dari kamar Hazel, Shaga kemudian menuruni undakan tangga untuk sampai di lantai bawah. Tidak menemukan Hazel di ruang keluarga, Shaga putuskan untuk mencari gadis itu ke dapur. Dan benar saja, Hazel ada di sana. Sedang berdiri di depan cabinet entah mencari apa.

Shaga tidak langsung menegur, cowok itu diam dengan badan bersender pada lemari es dua pintu. Memerhatikan Hazel yang entah kenapa tampak terlihat beda dengan Hazel yang dia kenal selama ini.

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang