Halo, bestie.
Maaf baru UP, tadi pagi ada sedikit kendala jadi blm semoat edit dan baru selesai sekarang.
Anyway, makasih buat 6K lebih komentarnya. Selalu melampaui batas ya wkwk. Sebagai hadiah, aku kasih bab ini panjang sampai 2200 kata karena biasanya cuma sampai 1300 kata aja 🥰
Belum busa double UP karena blm ada draft lebih wkwk 🙈
Okay, kita target komen lagi ya. 5K lagi untuk bab ini, baru aku update bab 29 besok. Ingat, besok bukan skrg, jadi jangan buru-buru buat penuhi target 😭🙏🏻
Oh ya, tandai kalau ada typo ya pren 🙈
Happy Reading...
Vote, komen, share 🦋
***"....Hubungan kita, maksudku. Tanpa ada perjanjian dua bulan itu, dan aku pengenmulai hubungan ini dari awal dengan benar, apa kamu mau?"
Hazel mendengkus. "Nggak. Aku nggakmau," ujarnya.
Shaga menghela napas sebanyakmungkin saat percakapan kemarin malam dengan Hazel kembali teringat. Percakapan di mana dia meminta semuanya di mulai dari awal tapi Hazel menolak tanpa banyak berpikir. Percakapan itu berhenti di sana karena Panpan yang buang air besar di meja, dan mereka berdua sibuk membersihkan kotoran nya.
Setelah selesai dengan kotoran juga Shaga tidak mengungkit pembicaraan itu lagi, pun dengan Hazel. Mereka hanya menghabiskan waktu menonton film yang berdurasi dua jam di temani Panpan yang manja sekali terhadap gadis itu sampai tidak mau turun di pangkuan.
Shaga pulang dari rumah Hazel setengah sepuluh malam dan sesampainya di rumah dia langsung tidur, danbesoknya semua kembali normal. Maksudnya, di antara Hazel dan Shaga tidak ada yang membicarakan tentang usulan Shaga itu. Mereka berdua seolah lupa ataspembicaraan itu atau mungkin, bertindak seolah-olah lupa.
Sudah satu minggu, perjanjian antara Shaga dan Hazel berjalan. Dan semuanya berjalan baik menurut Shaga. Dia tidakmelanggar janji lagi, selain malam itu dia yang menemui Natasya untuk terakhirkali. Dan bicara soal Natasya, gadis itu pun sudah keluar dari rumah sakit dalam keadaan hidup.
Lilian tidak lagi mengirim pesan pada Shaga untuk datang ke rumahnya demi membujuk Natasya. Entah apa alasannya,tapi Shaga tebak itu karena balasan dari Hazel beberapa hari lalu. Sayang, balasan yang gadis itu kirim langsung di hapus, membuat Shaga tidak bisa melihat apa isinya.
"Tumben kamu udah bangun, Ga?" kehadiran Shaga di ruang keluarga di sambut oleh pertanyaan heran dari Ranti. Bagaimana tidak heran, di hari Minggu pukul enam lebih sepuluh , Shaga sudah bangun dan anehnya lagi cowok itu sudah mandi dan rapi. "Mana udah ganteng lagi, kamu nggak akan apel pagi-pagi begini, 'kan?"
"Mau ngapelin Tuhan," jawab Shaga justru membuat Ranti semakin melongo. "Apa, mau julit? Ngatain anaknya, iya?" decak Shaga.
"Ya habis kamu aneh. Biasanya hari Minggu bangun siang jam sebelas, ini jam enam udah rapi aja. Mana mau ke Gereja lagi. Ini beneran Shaga bukan, sih?"
Shaga memutar bola mata, dia duduk di samping Riko yang hanya diam, sibuk membaca koran. "Anaknya berubah lebih baik, tuh, di syukurin, lho. Bukan nya di katain, gimana sih, Ma."
"Yah mama justru bersyukur banget, Ga. Cuma agak syok aja" dengkus Ranti. "Pasti di omel Hazel nih. Ketahuan nggak pernah ibadah, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...