Halo!
Udah sampai target dari kemarin malam tapi karena udah lebih dari jam 9, jadi aku UP pagi aja. Begitupun seterusnya, kalau nyampe target nya lebih dari jam 9, berarti aku update nya di besokin ya, pagi-pagi. So, jangan nunggu semalaman ya 🥰
Udah ajak temen kalian buat baca HAZEL belum? ajakin dong :(
Target buat bab selanjutnya 1.4K vote dan 2K komen, bisa kan, ya? bisa, lah. Semangat!
Tandai kalau ada typo ya pren! 😂
Happy reading!
***
"Ga, lo lagi marahan sama Natasya?"
Shaga yang sedang menguyah permen karet sambil memandang keluar jendela pada jam kosong di kelas nya, menoleh ketika Alef bertanya. "Kenapa emang?" jawabnya dengan tanya.
"Natasya tadi berangkat pakai taksi, terus lo bareng sama Hazel, dan lo masih nanya 'Kenapa emang?' Really, Shaga? Satu sekolah gempar Ga!"
Shaga hela napas, benar juga, sejak tadi pagi dia datang membonceng Hazel dan mengantar gadis itu sampai kelas, sebenarnya Shaga sadar bahwa kini dia dan Hazel pasti akan menjadi sorotan satu sekolah. Namun, yang Shaga lupakan adalah fakta bahwa Natasya juga akan terseret ke dalam nya.
"Dia mungkin marah sama gue, dan kita memang lagi renggang."
"Kenapa, kok, bisa?"
Shaga remas surai tebal nya lalu merapaikan nya lagi. "Sebenarnya gue..." keluarlah penjelasan dari Shaga mengenai apa yang sedang terjadi antara dia, Hazel dan Natasya. Shaga jujur bahwa kini dia dan Hazel berada dalam ikat janji selama dua bulan, dan sebab dari itu, dia jadi renggang dengan Natasya.
"Terus, kenapa lo nggak jujur aja sama Natasya tentang yang sebenarnya?"
Kunyahan permet karet Shaga berhenti, perlahan, alis cowok itu naik sebelah. "Kenapa gue harus jujur?" tanya nya.
"Ya biar nggak salah paham gini, Ga. Natasya marah, kan, sama lo?"
Shaga mengangguk. "Dia marah dan gue nggak tahu kenapa dia begitu, Lef."
Alef menggaruk kepala belakang. "Lah, iya juga. Kenapa harus marah? Natasya nggak ada hak, dan toh, selama ini dia selalu support lo biar akur sama Hazel. Tapi, kenapa saat lo udah deket sama Hazel dia kayak gak terima?"
Shaga menggeleng. "Gue nggak tahu, dan gue lagi males mikir jadi nggak mau cari tahu."
Alef menyeringai. "Pikiran lo udah penuh sama Hazel kali," ejeknya "Terhazel-hazel lo, huh? Terhazel-hazel, kan?"
Shaga diam saja tidak menyanggah karena memang begitu kenyataan nya. Selama tiga hari, pikiran Shaga terlalu penuh tentang Hazel. "Menurut lo, Hazel orang nya gimana?" tanya Shaga setelah lama diam.
"Dia..., kesepian," tukas Alef membuat Shaga kembali menoleh pada teman nya itu. "What ada yang salah sama apa yang gue ucapin?" tebak Alef karena wajah Shaga terlihat kaget.
Tidak, tidak ada yang salah. hanya saja Shaga sedikit terkejut, bahwa Alef bisa menyimpulkan dengan benar padahal cowok itu sama sekali tidak dekat dengan Hazel. "Kenapa lo tahu?"
Alef hela napas. "Kelihatan dari mata Hazel dan cara cewek itu jalan."
"Mata dia yang datar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...