Halo bestie!
Pasti pada nungguin wkwk
Maaf ya update sore, anakku mendadak rewel dan pengen jalan kereta apian tadi :((
Anyway, makasih lho 2.46K votes dan 7.14K komentarnya 😍🤧
Target lagi ya... 5K komen untuk bab ini 🥰
Happy Reading...
Vote, komen, share 🦋
***
Dengan gerakan secepat mungkin, Shaga masuk ke dalam begitu mobil merah Hazel tidak terlihat. Dia menghidupkan mesin sambil melacak posisi Hazel. Titik merah yang dia lihat di layar handphone jaraknya belum jauh, jadi saat Shaga mengendarai mobilnya keluar dari area Gereja, bisa Shaga pastikan mobilnya dengan mobil Hazel hanya berjarak sedikit, mungkin hanya terhalang enam mobil di depan.
Tapi itu tidak masalah bagi Shaga, jarak ini sepertinya aman agar keberadaan nya tidak terjangkau oleh Hazel. Selain itu juga, pelacak yang dia aktifkan, tidak akan putus dalam jarak sedekat ini. Sangat menguntungkan bagi Shaga sebenarnya.
Ya, Shaga memasukan GPS kecil pada slingbag Hazel yang resleting tidak tertutup sempurna. Dia gunakan kesempatan memasukan benda kecil itu saat mereka berpelukan sebelum berpisah.
Well, well, well. Tidak apa jika dia di anggap posesif atau overprotective. Masa bodoh. Dia hanya tidak bisa tinggal diam di saat dia tahu bahwa Hazel mungkin saja dalam bahaya.
Bukan tanpa alasan Shaga berpikiran demikian, ini semua terjadi karena pesan masuk milik Hazel yang tak sengaja dia baca beberapa hari lalu. Pesan yang di kirim dari nomor asing, yang meminta Hazel menemuinya di hari Minggu sambil membawa uang cash.
Jujur saja, pesan itu sedikit mengganggu ketenangan Shaga. Sejak hari itu, rasanya dia gatal ingin bertanya siapakah pengirim pesan itu namun Shaga tahan-tahan karena masih menghargai privasi Hazel.
Hanya saja ketenangan Shaga semakin terusik ketika tak sengaja beberapa kali mendapati nomor asing itu masih menghubungi Hazel. Dan anehnya gadis itu sama sekali tidak merespons. Hazel akan menolak panggilan itu dan mengatur handphone nya menjadi mode pesawat.
Dari sana Shaga sudah menebak, bahwa Hazel dan orang asing itu pasti terlibat sesuatu. Dan jika Shaga ingin tahu siapa orang itu dan ada urusan apa mereka bertemu, maka Shaga harus mencari tahu diam-diam. Hazel tidak mungkin akan bercerita kepadanya walaupun di paksa. Itu sebabnya, di hari Minggu ini Shaga paksakan agar bisa bangun pagi hanya agar bisa mengawasi Hazel dan memastikan bahwa gadisnya baik-baik saja.
"Restauran?" Shaga bergumam heran saat titik merah di layar handphone nya berhenti di sebuah restauran. Dia melambatkan laju mobilnya, menyisikan kendaraannya ke bahu jalan saat jarak sudah dekat. Shaga diam, memerhatikan mobil Hazel yang sedang mencari lahan parkir, saat gadis itu keluar dan kemudian masuk ke dalam restauran, barulah Shaga membawa mobilnya masuk ke area parkir.
Terburu-buru, Shaga masuk ke dalam sambil memakai jaket dan topi yang dia bawa dan langsung menuju resepsionis. Menanyakan di mana tempat Hazel duduk namun wanita itu mengatakan bahwa tidak ada meja atas nama Elysia Hazel Smith.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...