SHAGA || FIFTEEN

91.6K 13.7K 5.8K
                                    

Halo!

Aku double up sesuai rencana ku! 🤗

Aku harap kalian senang dan terhibur dengan cerita ini. Aku bakalan seneng banget kalau kalian mau share cerita ini sama temen kalian! ❤

Oh iya, target nya masih sama bab Fourteen sama Fifteen harus sampai 1.4K votes nya, dan 2K komentar. Tapi, kalau ternyata bisa tembus 1.5K dua bab itu, besok aku bakal double up lagi 🥰

Jadi jangan lupa vote dan komen ya, jangan bolong2, karena bisa aku pantau. Kalau bolong2 aku bakal males update karena mood ku pasti jelek kalau buka wattpad dan lihat vote jompalng wkwk. Aku harap nggak ada yang males vote ya! Vote gampang kok, tinggal tap pojok kiri bawah. Selesai 🤗

Dan untuk yang masukin daftar offline HAZEL, tolong kalau udah selesai baca aktifin data dulu terus kasih vote. Karena yang baca offline, vote nya itu nggak masuk lho 😭

Oh iya, tandai Typo ya pren! ❤

Happy reading...

*** 

"Dia nggak apa-apa sebelumnya, malah masih bercanda sama saya, Dok. Nggak lama dari situ, dia nggak sengaja nabrak Natasya. Dari situ tangan nya jadi gemeteran, terus pingsan." Shaga menjelaskan sesingkat mungkin apa yang terjadi ketika Dokter jaga di ruang kesehatan bertanya apa penyebab Hazel pingsan.

"Gemeteran?" Dokter itu memastikan sambil memeriksa keadaan Hazel yang masih belum sadarkan diri. "Jantung dia cepet banget detaknya, kayak habis ketakutan. Atau mungkin syok."

"Tapi nggak apa-apa, kan?"

"Cukup buruk sebenarnya mengingat dia pingsan dengan kondisi setelah ketakutan, tapi saat ini, dia nggak apa-apa. Butuh istirahat sebentar, temenin aja dulu sesekali bangunin. Kalau bangun cepet-cepet kasih air putih hangat."

Dokter itu keluar dari bilik ruangan Hazel, Shaga segera mendekat, mengambil tangan gadis itu yang masih dingin dan basah. "Hazel," panggilnya sambil menekan-nekan pipi gadis itu. "Hazel bangun."

"Shagaaa!" suara serak dan lemah terdengar membuat Shaga menegakkan badan, tahu bahwa itu suara Natasya, Shaga menjawab dengan gumaman. "Shaga, temenin aku."

"Saya mau bersihkan darah aja, nggak akan ngambil tindakan apapun. Nggak usah takut." Suara Dokter terdengar, mungkin Natasya sedang di periksa keadaan nya. "Kamu bisa diem nggak? Bersihkan darah nggak sakit, kok."

"Shagaaa..., temenin aku."

Terdengar decakan kesal dari Dokter itu. "Yang mana namanya Shaga? Sini!"

"Ga, lo di suruh ke sana." Alef muncul dari celah tiri yang dia buat. "Gih, sana. Biar gue nunggu Hazel."

"Tapi..."

"Please, biar Natasya mingkem. Malu gue, daritadi teriak Shaga Shaga terus."

"Shagaaa..." dan benar saja, suara rengekan Natasya kembali terdengar.

"Shaga ke sini dulu sebentar, temenin pacar kamu ini!" decak Dokter itu lagi.

Shaga buang napas gusar, dia melepas tangan Hazel. Lalu keluar dari bilik itu. "Dia bukan pacar saya," gumam Shaga saat masuk ke bilik Natasya.

"Shaga, temenin aku," rengek Natasya.

"Hmm aku temenin di sini."

"Bisa saya bersihkan sekarang hidung kamu, Tuan Putri?" ucap Dokter terdengar kesal.

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang