Halo!
Aku double UP sesuai janji, jangan bolong-bolong ya vote nya bestie 😚
Aku update lagi kalau vote bab 1-26 yang ini, rata 2.2K 🤗
Selamat malam minggu, bestie! ❤️
Happy Reading...
Vote, komen, dan Share 🦋***
Apa yang di lakukan murid ketika jam terakhir di kelas mereka adalah pelajaran Matematika?
Malas.
Ngantuk.
Ingin cepat pulang.
Itulah rata-rata yang mereka rasakan saat ini dan salah satu nya adalah Alef, cowok itu menguap lebar tepat ketika Ibu Yuli, guru matematika mereka ijin keluar untuk mengangkat telepon masuk. Alef melirik ke seisi kelas dan mendapati murid lain juga melakukan hal yang sama bahkan ada yang langsung menidurkan kepalanya di meja.
Alef melirik ke sisi kiri, tepat pada Shaga yang tengah melamun dengan dagu bertopang tangan pada meja. Cowok itu terlihat segar sekali, dan bersemangat. Beda sekali dengan kondisi Alef yang loyo. Tentu saja hal itu menjadi sesuatu yang aneh, Shaga adalah rajanya pemalas. Bukan di pelajaran matematika, bahkan di seluruh mata pelajaran biasanya cowok itu akan ketiduran dan berakhir di tegur dan mendapat hukuman.
Tapi lihatlah sekarang?
Alef bahkan sampai bergidik merinding ketika Shaga menyeringai dengan tampang bodoh menatap ke papan tulis, seolah ada sesuatu yang indah dan cantik di sana tapi tak Alef temukan dan hanya ada rumus-rumus tertulis di papan hitam tersebut.
"Shaga..." Alef menegur halus, takut-takut dugaan nya benar bahwa cowok itu kesurupan. "Ga...." serunya lagi.
Alef melongokan wajahnya tepat pada wajah Shaga lalu berbisik. "Shaga..., eling, Ga!"
"SHAGA TOLOL!" sentak Alef saat tidak ada respons apapun dari lawan bicaranya.
Shaga terperanjat. "Apa, yang?" tanya nya tanpa sadar.
Alef bergidig. "Yang, yang, yang! Sadar lo! Cengar-cengir mulu! Bayangin apaan sih lo?!"
Shaga berdeham canggung, baru sadar bahwa di depan nya adalah manusia burik. "Lo ngapain anying deket-deket wajah gue?!" ujarnya sambil menabok wajah Alef dengan buku agar menjauh.
"Lo yang ngapain bangsat! Nyengir mulu lo daritadi," gerutu Alef. "Harusnya lo lagi marah-marah sekarang."
"Marah-marah kenapa?" tanya Shaga bingung.
"Marah-marah kayak biasanya kalau Nat di rumah sakit dan lo nggak bisa pulang cepet. Biasanya, 'kan, lo uring-uringan pengen cepet balik, bukan cengengesan kayak lagi kasmaran!" pungkas Alef. "Eh! Emang kayaknya lo lagi kasmaran kayaknya."
"Alay lo. Kasmaran apaan," Shaga mencibir sambil merogoh laci di bawah meja, mengeluarkan handphone dari sana demi mengecek jam. "Setengah jam lagi."
"Pengen cepet balik lo? Jenguk Natasya? Ikutlah gue."
"Kagak!" decak Shaga malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...