SHAGA || FOUR

97K 12K 2.5K
                                    

Hola Pren!

Update cepet nih. Seneng nggak? 🥰

Kira-kira komen nya bisa tembus angka 1K gak sih di lapak ini?

Kalau bisa aku mau double up deh, nanti malam update lagi wkwk

Happy Reading

Jangan lupa vote dan komen 😍

***

"Karena gue belum pulih sepenuhnya, jadi cuma bisa masak ini." Shaga mendongak saat Hazel mendekat lalu meletakkan nampan berisi dua piring. Di satu piring yang berbentuk daun, ada olahan mie goreng yang di beri toping sosis dan ayam suwir sementara di piring yang lain, ada omlet cukup besar yang Shaga yakini ada potongan daging sapi di dalam nya.

Shaga menelan ludah, mencium aroma wangi makanan itu. Sebenarnya dia sudah makan siang tadi, dan biasanya Shaga bukan lah manusia yang mudah lapar. Tapi kali ini, melihat betapa menggiurkan nya masakan yang Hazel buat, membuat selera makan Shaga tergugah.

"Mie Indomie, nih, pasti." Shaga mencibir sambil memerhatikan mie berlumur kecap dan saus itu. Tapi saat di lihat secara dekat, jelas itu bukan mie instan yang selalu dia makan gado. Mie yang Hazel buat tekstur nya terlihat lebih lembut dan ukuran nya agak besar. Jelas, itu bukan mie Indomie atau Sedaap.

Hazel hanya tersenyum saja menanggapinya. Dia simpan dua hidangan itu di meja lalu beranjak lagi untuk mengambil nasi.

"Kayak pernah lihat bentukan mie kayak gini, tapi..., di mana?" Shaga bergumam sambil bersedekap tangan. Memerhatikan mie itu selagi mengingat-ingat, di mana dia pern—"Ah iya! Mama, kan sesekali buat mie kayak gini," serunya. "Tapi rasanya pasti beda."

Shaga tersenyum miring. Wah, wah, wah, niat sekali Hazel ini dalam usaha merebut hatinya. Dia tidak menyangka bahwa gadis itu sampai rela belajar memasak dan mengikuti cara masak mama nya. membuatkan Mie kesukaan nya sejak enam bulan lalu persis seperti mama nya. Sayang, mama nya sangat jarang membuatkan Mie ituuntuk Shaga. Ck, padahal dia sangat suka rasanya.

"Nasi nya segini cukup?" Hazel datang lagi dan kali ini gadis itu ikut bergabung. Duduk berseberangan dengan Shaga.

"Cukup," jawab Shaga malas. Shaga ambil sendok dan garpu lalu dia mengambil mie itu sedikit kemudian menambahkan sepasi omlet di piring. "Lo nir—" Shaga menjeda lalu berdeham. "Kamu niru cara mama ku masak?" tanya nya lembut. Hampir saja dia bertanya ketus, lupa bahwa kini dia sedang berpura-pura menjadi Shaga yang manis.

"Memang kenapa?"

"Bentuk nya mirip," kata Shaga. "Rasanya mirip gak nih?"

Hazel mendengkus. "Makan aja," ujarnya sebelum kemudian gadis itu berdoa dan memulai makan dalam diam.

Shaga ikutan berdoa, kemudian mulai menyantap makanan nya. di detik pertama, mata cowok itu terbelakak seperkian detik. Di suapan kedua, kening nya mengeryit, dan di suapan ketiga, Shaga sontak menatap Hazel yang ternyata tengah memerhatikan nya. "Enak?" tanya gadis itu.

"Rasa nya..., kayak buatan mama ku."

Hazel tersenyum simpul. "Syukurlah. Lo suka."

"Aku nggak bilang suka."

Hazel memutar bola mata. "Padahal matanya berbinar-binar," gumam gadis itu. tapi agaknya Hazel memang tidak sungguh berniat menggumam karena Shaga masih bisa mendengarnya dengan jelas.

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang