SHAGA || TWENTY TWO

86K 11.5K 5.3K
                                    

Halo!

Udah sampai target dari semalem tapi kemaleman ya mau update, dan maaf baru update sekarang, biasalah ibu2 beres-beres dulu rumah baru edit2 😁

Makasih buat 1.8K votes nya pren! ❤

Aku bakal double UP hari ini jam 7 malam, kalau vote dari bab 1 sampai 21, sama rata jadi 2K. Terserah mau jam berapa, asal jangan lebih dari jam 12 malem ya 😂

Kalau nggak sampai ya nggak apa-apa, aku update besok aja ❤

Tandai typo ya pren hehehee.

Happy Reading...

***

Shaga mengendarai motor besarnya dengan kecepatan tinggi, walaupun dia terlihat lihai menyalip motor dan mobil di depan nya dan beberapa kali berhasil menerobos lampu kuning yang hendak berubah merah, nyata nya pikiran Shaga tidak sepenuh nya fokus pada jalan.

Sesuai keinginan Lilian, Shaga sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah Natasya. Biasanya, dia akan dengan senang hati datang ke sana. Bahkan tanpa di suruh dan di tekan pun, mengujungi rumah gadis itu adalah seperti sebuah keharusan bagi nya.

Tapi ada yang berbeda kali ini, pikiran nya tidak tertuju pada Natasya yang mungkin akan senang mengetahui dia datang, melainkan pada Hazel yang dia tinggal sendirian. Shaga tidak membayangkan wajah Natasya yang akan berseri dan mungkin akan memeluknya ketika dia datang, dalam benak Shaga justru terbayang wajah Hazel yang akan tersenyum walau mungkin gadis itu kecewa ketika tahu kebohongan Shaga.

Shaga menarik gas lebih kencang,coba melupakan apapun tentang Hazel. Memikirkan gadis itu membuat hatinya berdebar tidak nyaman. Lagipula, kenapa memang kalau dia ketahuan berbohong dan Hazel akan kecewa padanya? Konseskuensi nya mungkin, hubungan mereka akan berakhir lebih cepat.

Bukan nya itu yang lo mau, Shaga?

Tapi, membayangkan Hazel melepas cincin pertunangan mereka seperti tadi, justru semakin membuat hati Shaga semakin tidak nyaman. Dada nya sangat nyeri, dan sesak, hingga Shaga harus membuang napas melalui mulut beberapa kali walau itu tidak sedikitpun membantu.

Memasuki area komplekas Natasya, Shaga menurunkan kecepatan motornya. Hingga akhirnya dia sampai di depan gerbang utama rumah gadis itu, Shaga putuskan untuk diam beberapa saat. Ada keinginan di hatinya untuk memutar balik, dan kemudian pulang dan segera tidur. atau mungkin, segera pulang dan melihat Hazel, demi menenangkan debar tidak nyaman di dada nya tapi...

Shaga, tante hanya minta kamu ke sini sebentar. Masa gak bisa? Dulu aja Nat sering temenin kamu pas kamu buta berbulan-bulan. Ini, masa tante minta kamu sebentar ke sini nggak mau?

Shaga hela napas untuk kesekian kali. Benar, Natasya adalah satu-satunya teman saat dia berada di keadaan terpuruk saat kecil. Gadis itu yang selalu menemaninya dan meredakan emosinya yang meledak-ledak. Bukan sehari dua hari, melainkan berbulan-bulan. Jadi, tidak sepatutnya jika kini Shaga mengabaikan gadis itu apalagi di saat Natasya membutuhkan nya.

Dan kedatangan nya kali ini pun, bukan semata-mata untuk menenangkan Natasya saja. Ada yang harus Shaga tanyakan pada gadis itu. Mengenai alasan apa Natasya menghapus pesan yang Hazel kirim padanya.

Dengan menekan klakson nya dua kali, Shaga akhirnya di persilakan masuk setelah gerbang di buka. Ternyata kehadiran nya sudah di sambut oleh Anthon dan Lilian yang berdiri di ambang pintu utama. Shaga turun dari motor setelah melepas helm nya, belum sempat dia menyapa keduanya, Lilian sudah menarik Shaga masuk ke dalam rumah. Dan saat sampai di ruang keluarga, dapat Shaga dengar jeritan Natasya beserta benda-benda yang gadis itu lempar sampai pecah.

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang