Halo!
Vote dan komen jangan lupa kalau mau update setiap hari ❤️
Happy Reading...
***
11 tahun lalu...
Pagi pukul delapan, Hazel sudah berada di pagar rumah Shaga. Dengan membawa mie goreng kesukaan bocah lelaki itu yang di buat oleh mbak dirumahnya, Hazel geser pagar itu agar terbuka lalu dia masuk ke dalam.
Hari ini adalah kepulangan Shaga dari rumah sakit setelah di rawat selama dua hari pasca operasi transplantasi kornea mata dari Emilly, sebab itulah Hazel di sini. Dia sangat tidak sabar untuk melihat bagaimana kornea mata Emilly membantu Shaga untuk bisa melihatnya lagi.
Hazel duduk di sofa, dengan jantung berdebar kencang. Menunggu penuh antisipasi, dan sesekali gadis kecil itu akan berdiri ketika ada suara mobil melambat. Itu Shaga, pikirnya, tapi ternyata bukan.
Hazel menatap pada rantang plastik di meja, dia jadi tersenyum membayangkan mungkin Shaga akan senang karena dia bawakan mie goreng kesukaannya.
Sebenarnya Shaga suka sekali dengan Mie buatan Emilly, tapi karena Emilly sudah tiada, mau tak mau Hazel menyuruh mbak dirumahnya untuk memasakan mie tersebut dengan resep yang sama, dengan harapan Shaga mau memakannya dan tidak akan mengusir Hazel dari rumah ini seperti hari-hari sebelumnya.
"Mungkin nggak seenak bikinan Mama, tapi kamu kayaknya bakal suka," gumam Hazel. "Aku nanti belajar masak mie, deh, sama makanan lain yang kamu suka. Biar kamu mau makan banyak kayak biasanya." Selain Mie goreng yang mie mentahnya di adon sendiri, Shaga juga menyukai omlet, nasi goreng, suwir ayam, coklat hangat dan Es alpukat kelapa buatan Emilly.
Saking sukanya, Shaga bahkan akan menghabiskan jam sarapan, makan siang, dan makan malamnya di rumah Hazel di banding di rumahnya sendiri. Tapi, semenjak Shaga kecelakaan, tidak bisa melihat dan mengingatnya, bocah itu menjadi lupa dan kemudian tidak pernah lagi menghabiskan waktu di rumah Hazel.
Jangankan menghabiskan waktu dengannya, mendengar suara Hazel saja Shaga tidak mau dan akan marah-marah, mengatakan bahwa bocah itu tidak mau bertemu orang asing dan menyuruh Hazel pergi dari dekatnya.
Suara mesin mobil yang datang lalu di matikan membuat Hazel segera berdiri dari duduknya dan berlari kecil menuju pintu. Benar, Shaga sudah datang. Gadis itu tersenyum senang namun senyumnya lenyap dalam hitungan detik ketika Shaga menatapnya asing ditambah dengan kehadiran Natasya di belakang bocah itu.
"Hazel, kamu udah lama di sini?" Ranti langsung mendekat, mencium pipi Hazel dengan hangat. "Nunggu lama ya, sayang? Maaf ya, jalan nya macet banget."
Hazel mengangguk saja. Sadar kemana tatapan gadis kecil itu tertuju, Ranti tolehkan kepala ke belakang. "Shaga, sini! Ada teman kamu ini," ujarnya. "Nih, sekarang kamu udah bisa lihat, benarkan kata Mama, Hazel kayak boneka barbie."
Riko yang baru turun dari mobil, dengan sigap mendorong kursi roda itu untuk sampai di teras rumah. "Cantik, udah lama di sini?" tanya Riko.
Baru saja Hazel akan menjawab, namun dengkusan dari Shaga menghentikannya. "Kamu..., siapa?" tanya bocah itu ketus. Shaga perhatikan Hazel dari atas sampai bawah, dia sebenarnya tahu, namanya Hazel. Sudah tiga bulan semenjak dia sadar dari kecelakaan, gadis kecil itu selalu datang ke rumahnya, dan Shaga tidak suka.
Shaga tidak suka ada orang asing masuk ke rumahnya apalagi orang itu mencuri perhatian Ranti dan Riko, sementara mengabaikan Natasya yang selalu ada untuk nya. Ranti dan Riko selalu berusaha mengusir Natasya dan mengganti posisi teman dekatnya itu dengan Hazel, tanpa mengerti bahwa yang Shaga butuhkan hanya Natasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...