****
"Demamnya masih tinggi, kalau nanti malam nggak juga reda, tolong di paksa minum obat ya Bu." Ranti mengangguk paham atas wejangan yang Dokter Fara berikan, wanita itu menatap khawatir pada anak semata wayangnya yang terbaring lemah sudah tiga hari lamanya.
Shaga sakit, sejak hari di mana Hazel pergi. Sore hari anaknya baru pulang dengan keadaan kacau dan baju basah. Wajah pucat sementara banyak sekali noda tanah yang nempel di celananya area lutut. Ranti tahu, Shaga pasti mengunjungi makam Emily setelah gagal membujuk Hazel untuk kembali pulang.
"Hazel...." berdenyut nyeri hati Ranti ketika lagi-lagi Shaga menggumamkan nama Hazel tanpa sadar. Suara anaknya parau nyaris hilang, maka Ranti dekati sampai pinggir ranjang dan hatinya semakin nyeri melihat sebulir air mata jatuh ke pelipis Shaga. "Hazel."
Jujur Ranti masih marah pada Shaga tetapi melihat kondisi anaknya yang lemah dan terpuruk, dia tidak sampai hati membiarkannya.
Ranti usap pipi Shaga yang basah, anaknya menangis bahkan di saat dia tertidur. Serindu itu Shaga pada Hazel."Shaga, nak, bangun sebentar yuk. Minum obat dulu," ujar Ranti menepuk pipi Shaga agar membuka mata. "Anak mama, bangun yuk...."
Shaga membuka mata dan Ranti dengan jelas bisa melihat kekosongan di mata hitam yang biasanya mengerling jahil padanya itu. Shaga lantas melirik Ranti dan tersenyum lemah. "Ma...."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...