SHAGA || TWENTY FOUR

91.2K 12.7K 2.8K
                                    

Miss me, bestie?

Maaf kemarin nggak bisa update seperti biasa, mendadak ada masalah keluarga kemarin dan cukup bikin mood jelek seharian jadi aku nggak ngerjain apapun dan cuma diem baca novel :(

Fyi, mood ku kalau jelek siapapun bisa kena imbas, so aku mending diem aja wkwk. Maaf ya, aku manusia biasa juga pren :')

Aku akan selalu usahakan update sesuai janji kalau keadaan aku baik-baik aja. Selama lapak Hazel di buat pun, seingatku, aku nggak pernah ingkar janji. Update nggak pernah lewat hari dari janji, dan double UP sesuai janji. So, kalau tiba2 nanti aku hilang dan nggak update seperti biasa, itu artinya aku lagi nggak baik-baik aja ya pren 🤗

Okay nggak apa-apa kalau mau nanyain kenapa aku nggak update? Dm aku di ig, chat aku di whatsaap dan telegram, aku akan jawab, kok kalau ke baca. I'm totally okay with that, but kalau sampai nelepon di ig belasan kali, mohon maaf aku juga risi, pren. Apalagi dalam keadaan mood jelek, takutnya aku ngomong kasar aja, sih. Kan kasihan kalian :') ❤

Happy Reading...
Vote, komen, share 🦋

***

Shaga terbangun dari tidurnya dengan kondisi badan tidak enak. Punggung nya pegal dan sedikit sakit ketika dia menegakan badan, tangan nya kebas, kaki nya pun ke semutan. Meregangkan tangan ke atas sambil menguap lebar, Shaga kemudian terkejut ketika membuka mata dan apa yang dia lihat adalah Hazel sedang bersender di bingkai pintu sambil bersedekap di bawah dada, gadis itu mengenakan apron sementara di salah satu tangan nya ada spatula.

            Shaga mengeryit melihat penampakan itu dan beberapa detik kemudian baru ingat bahwa Hazel menginap dan tidur di kamarnya. Melihat gadis cantik itu hanya diam menatapnya, membuat lipatan dahi Shaga menjadi banyak.

"Apa, yang?" tanya Shaga masih dengan nyawa belum terkumpul.

            "Bangun! Beli minyak ke pasar!"

            Shaga berdecak, dia melirik ke jendela di mana menampakan langit masih gelap. "Masih subuh lho. Lagian masa nggak ada minyak? Mama suka beli bulanan."

            "Nggak ada makanya aku suruh kamu beli, cepet bangun!"

            "Suruh mbak, yang. ngapain suruh aku."

            "Mbak kalau ke pasar pasti lama nanti, kamu kan bisa pakai motor lebih cepet."

            Shaga berdecak sambil mengacak rambutnya. "Itu deket belokan blok ada warung sayaaang, kamu ke sana, gih. Biar cepet."

            "Ini masih subuh, warung belum buka." Hazel mendengkus, dia berjalan ke dalam lalu berhenti di depan Shaga yang masih duduk. "Cepet, Ga. Aku mau masak, Mama nungguin."

            "Bantuin." Shaga meminta bantuan dengan mengulurkan tangan nya pada Hazel, walau kelihatan ogah-ogahan, gadis itu akhirnya meraih tangan Shaga juga. Namun yang tidak Hazel tahu, Shaga tidak benar-benar meminta bantuan dan hanya ingin mengerjainya saja.

            Jadi alih-alih Shaga yang berdiri, malah Hazel yang tersungkur karena Shaga menariknya dengan kekuatan penuh. Entah beruntung atau sial, karena badan mungil Hazel jatuh di atas Shaga. "Lo!" Hazel melotot, hendak menegakan badan namun tertahan karena Shaga memeluknya "Shaga!"

            "Lo. Lo. Lo," decak Shaga memperingati tidak suka.

            "Lepas!"

            "Kenapa? Gugup di peluk orang ganteng?" kekeh Shaga.

            "Lepas!" desis Hazel. "Shaga!"

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang