SHAGA || TEN

97.7K 13.1K 3.1K
                                    

Halo pren!

Hazel update lagi, nih.

Seneng banget vote dan komen nya nambah. Makasih lho 😍🤧

Nggak ada target buat bab ini, tapi mudah2an vote dan komen nya nggak jomplang ya...

Oh iya, karena ini nggak di edit ulang, tandai kalau ada typo ya preeen 🤗

Happy Reading...

***

            Shaga dekati gadis itu, lalu tanpa menimbulkan suara, Shaga berhasil berdiri tepat di belakang Hazel. Shaga peluk Hazel dari belakang sambil menyimpan dahinya di bahu kiri gadis itu. "Thank you," bisiknya lirih. "And forgive me."

Bisa Shaga rasakan badan Hazel menegang sebentar, dan bergerak, mungkin Hazel ingin berbalik menghadapnya namun Shaga eratkan pelukan nya. "Makasih buat?" tanya gadis itu akhirnya.

"Jersey yang udah di tanda tangani, lengkap sama secarik kertas dari Linonel Messi," bisik Shaga.

"Oh itu..." Hazel menyahut santai seolah sudah memperkirakan bahwa pertanyaan ini akan Shaga ajukan.

"Kamu, kok, tahu aku fans Messi?"

"Aku tahu semua tentang kamu. Memang nya kamu."

"Aku apa?"

"Gak sedikitpun tahu tentang aku," balas Hazel ringan. "Natasya teroooss," gurau gadis itu.

Shaga mencebik, dia gelitik perut Hazel membuat gadis itu mengeliat seperti cacing. "Tapi, gimana bisa kamu dapat tanda tangan Messi?" tanya Shaga.

"Opa ku pernah tetanggan rumah orang tua nya Messi."

"Oh ya? Opa kamu di Spanyol?"

Hazel menggeleng, walau agak kesusahan karena pelukan Shaga, gadis itu tetap meneruskan pekerjaan nya, menuang bubuk coklat ke Mug. "Oma Opa ku di Argentina, bukan Spanyol. Dan Messi itu lahir di Argentina, gimana sih, katanya fans tapi nggak tahu," cibir Hazel.

"Kamu pernah ketemu Messi?"

"Hmm, gak sering, sih. Pas natal aja, itupun waktu aku kecil umur enam tujuh tahunan. Terakhir, ya tiga bulan kemarin, aku ke sana karena Oma sakit. Ternyata idola kamu itu lagi ada di sana juga. Mumpung ketemu, aku minta tanda tangan aja, timing yang pas juga, karena aku balik dari sana, kamu ulang tahun," jelas Hazel dalam satu tarikan napas.

Shaga mengangguk-angguk. "Opa Oma kamu asli sana?"

"Heem."

"Berarti mama kamu bule?"

Tangan Hazel yang hendak menekan tombol air hangat di dispenser terhenti. "Kamu bener-bener berengsek, Shaga. Cukup berengsek, sampai info seumum itu tentang aku aja nggak tahu," kekehnya santai.

Shaga tidak menjawab, hanya pelukan nya yang semakin erat. "Mama ku memang asli sana, yah bule lah ke sebutnya," lanjut Hazel lagi.

"Jadi warga Indonesia karena nikah sama Papa kamu?"

"Hmm."

"Tapi kok, Mama kamu bisa kenal sama mama ku dari muda? Mama ku nggak kuliah di Spanyol atau Argentina, kok."

Hazel mendengkus. "Kamu mungkin lupa."

"Apa yang aku lupain?"

"Nggak ada, jangan di bahas."

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang