SHAGA || FORTY NINE

84.7K 10.2K 2.8K
                                    

Assalamu'alaikum...

Makasih banyak untuk komen yang menggunungnya <3

Jangan lupa vote ya <3

Bab ini mungkin agak..., um..., ya begitu pokoknya, tolong di maafkan dosa ku ya 😂

Hazel mau tamat nih, di bab 55 jadinya. Udah siaaapp?

***

"Apa aja yang kamu ingat tentang aku?" Hazel bertanya penasaran sambil memasukan satu butir anggur pada Shaga yang berbaring dengan menjadikan paha Hazel sebagai bantalnya. "Ga! Apa aja?!" seru Hazel kesal karena cowok itu hanya diam menikmati anggur. Hazel goyangkan pahanya membuat Shaga mendelik.

"Samar sih aku ingatnya. Kamu itu pendek, bibirnya manyun terus, alisnya gak pernah nyantai, nukik terooss. Hmm..., terus, kalau liat aku mata kamu pasti langsung juling juling, udah kayak banteng lihat warna merah," decak Shaga menyelesaikan kunyahannya.

Hazel menjambak rambut Shaga. "Mana ada ya aku begitu!" elaknya sebal.

Shaga terkekeh. "Di mata aku begitu. Pertama di ajak kenalan gak pernah jawab, senengnya ngomong sama si Ken Ken itu, kayak orang gila tahu nggak ngomong sama Barbie rapuh."

"Barbie rapuh?"

"Iyaalah, si Ken kepalanya suka copot! Kaki tangan nya juga bisa di lepas, kamu nggak ngeri apa main begituan?" gerutu Shaga. Terasa jelas di ingatannya mengenai gadis kecil galak yang selalu sendirian di teras rumahnya bermain Barbie.

Shaga ingat, sore setelah pindahan rumahnya selesai, Ranti menyuruh Shaga main di luar karena rumah akan di bereskan. Shaga yang tidak tahu mau kemana, akhinrya diam saja di gerbang rumahnya, dan di sanalah dia melihat gadis cantik sedang main sendirian di teras. Awalnya Shaga pikir gadis itu gila, karena Hazel tampak beberapa kali mengajak boneka Barbie bicara.

Penasaran, Shaga dekati rumah Hazel, dan mengajaknya berkenalan. Alih-alih menyebutkan nama, Hazel malah mengusirnya dengan wajah khasnya yang ketus serta perkataannya yang pedas. Tapi mana mau Shaga berhenti, dia sudah tertarik pada gadis galak itu. Sampai setiap hari dia datang menganggu Hazel kecil, hingga suatu hari pertemua Ranti dan Emilly terjadi tanpa di rencanakan. Keduanya adalah teman lama, dan baru bertemu lagi hari itu.

Betapa terkejutnya mereka ketika ternyata rumahnya saling berhadapan, dari sanalah, Shaga di perbolehkan masuk untuk pertama kali di temani Ranti. Apakah Shaga senang? Tentu sja! Saking senangnya bahkan dia mencuri satu ciuman dari gadis galak yang langsung menangis saat itu juga. Shaga jadi malu, tapi juga merasa lucu kalau ingat kejadian itu.

"Iya kan emang begitu di buatnya, tangan sama kakinya emang bisa lepas supaya gampang pas ganti baju," jelas Hazel dengan bibir mengerucut. "Terus, ingat apalagi?" tuntutnya sambil kembali memberikan satu butir anggur pada mulut Shaga.

Mereka berdua kini sedang ada di ruang keluarga, memutuskan untuk mengobrol di sini setelah tadi mereka menangis dan saling berpelukan. Ranti dan Riko tadi sempat bergabung, mereka berpelukan penuh haru atas kembalinya ingatan Shaga walau belum semua. Kedua paruh baya itu kemudian pamit karena hendak menghadiri acara pernikahan anak teman mereka.

Shaga mendongak, menatap Hazel lekat dari posisinya. Tangan besar cowok itu terulur ke atas, jemarinya yang kasar meraba pelan wajah Hazel yang lembut. "Terus setelah kenal, kamu tetap galak tapi perhatian sama aku, kamu orangnya gengsian padahal kamu naksir sama aku—"

"Ngarang kamu!" sambar Hazel melotot.

Shaga terkekeh. "Kan ini sesuai ingatan aku yang, ya terserahlah kalau kamu beda pendapat," ujarnya.

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang