SHAGA || FOURTEEN

90K 12K 4.4K
                                    

Halo!

Pren maaf, wattpad ku agak rese dari tadi dan baru bisa log ini. Yang follow ig ku pasti tau, wattpad ku ada masalah dari minggu kemarin 😭😭

Anyways, makasih buat 1.5K votes dan 3.1K komen. Huaaa vote nya naik, seneng banget 😭🤧

Kalau aku selesai edit bab 15, aku usahakan double up! Malam, jam tujuh aku up lagi. Tapi nggak janji ya, cuma aku usahakan 😊

Tapi tetep, bab ini vote nya harus 1.4K dan komen 2K, buat up bab 16 nya nanti.

Tandai kalau ada typo ya pren! 🥰

Happy Reading...

***

11 tahun lalu...

"Lihat! Aku pakai baju baru! Baju bola Barcelona!" Hazel kecil, yang saat itu duduk di teras rumah nya mendongak, mendapati bocah laki-laki berbicara di depan gerbang. Bukan hanya berbicara, bocah itu juga sesekali mengoyang-goyang pagar besi rumah Hazel, entah apa guna nya, karena jelas tidak mungkin bahwa pagar itu akan roboh.

Hazel kecil mendengkus, lalu memilih abai dan kembali menyisir kepala boneka Barbie nya. "Hejel! Aku punya baju baru ini!" teriak bocah itu lagi, merasa kesal karena Hazel tidak memperhatikan nya, dia guncang pagar besi rumah Hazel lebih kuat. "Hejel!"

"Iya Shaga! Hejel denger!"

"Ya udah lihat aku! Ganteng nggak?!" Shaga bertanya ketus.

Hazel kecil menghela napas, melirik Shaga sebentar lalu mengangguk. "Ganteng," tuturnya malas, tahu betul bahwa sebelum di puji, Shaga tidak akan berhenti menganggu nya. Bocah laki-laki yang baru tiga bulan menjadi tetangga nya itu memang sangat menyebalkan menurutnya.

"Kenapa lagi?" Hazel bertanya saat Shaga masih belum berhenti mengguncang pagar.

"Aku ganteng nggak?"

"Kan, Hejel udah jawab. Shaga ganteng," ulang Hazel sabar.

Shaga mengangguk. "Lebih ganteng dari si Ken pacarnya Barbie!" ejek nya.

Hazel kecil berdiri kali ini, bekacak pinggang, dia pelototi Shaga yang menyeringai senang karena puas berhasil menganggu Hazel. "Ken paling ganteng! Shaga kalah jauh! Ken badan nya tinggi, rambutnya coklat, gigi nya bagus gak kayak Shaga, ompong bau busuk!"

"Kata mama ku, anak kecil gigi nya memang ompong! Nggak apa-apa, kok." sanggah Shaga tak terima, "Biarin ompong daripada si Ken, kepalanya suka copot!"

Hazel mengembungkan pipinya. "Mau Shaga apa? Ganggu Hejel terus!"

Shaga kecil terkekeh. "Ayok main! Sepedahan!"

"Nggak mau, Mama nanti marah."

"Mama Hejel, kan lagi pergi. Sepedahan nya diem-diem aja. Nggak akan ketahuan, kok." Emilly, Mama Hazel memang sedang keluar untuk membeli kebutuhan bulanan, Hazel sendiri tidak ikut karena dia malas dan lebih memilih bermain barbie di teras rumah.

"Nggak, ah, males."

"Hejel takut, kan? Nggak berani sepedahan. Nggak kayak Natasya temen ku waktu di komplek dulu, dia berani keluar sepedahan di bonceng aku."

Hazel mencebik, tidak suka jika di bandingkan dengan teman Shaga bernama Natasya itu. Hazel tidak tahu yang mana orang nya, dia juga tidak kenal, hanya saja Hazel jadi kesal sendiri karena Shaga selalu membandingkan nya dengan Natasya kalau Hazel menolak keinginan bocah laki-laki itu. Yang Hazel tahu, Natasya adalah teman Shaga sejak kecil, namun karena Shaga pindah rumah, jadi lah mereka berpisah.

SHAGA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang