Halo!
Aku double UP, nih , sesuai janji.
Pren, sedih banget liat vote jomplang padahal lapak baru. Beda nya hampir 300-400 vote lho, apalagi di bab 1,2,3,4 jauh banget :( Aku salah apa, sih? huhu. Update rutin, double up sering tapi ada aja yang nggak mau vote :( kadang suka ngiri sama author udah punya nama. Jarang update sekali nya update vote nya membludak :(
Jangan nyari-nyari lapak Hazel ya kalau mendadak di unpublish nanti heheheeee :')
Happy reading...
***
11 Tahun lalu...
Hazel baru saja pulang dari proses pemakaman Emilly sore hari, di antar oleh tetangga sekitar rumah nya, Hazel memasuki rumah yang tampak lebih sepi dari biasanya.
Hazel terduduk lemas di sofa, pandangan nya kosong menatap ke depan. Bayangan saat peti Emilly di masukan ke liang lahat lalu perlahan terkubur oleh tanah selalu berhasil membuat air mata Hazel kembali turun. Perih rasa sekali rasanya. Hazel belum tahu, apa arti mati yang sebenarnya. Dia hanya di beritahu, bahwa Mama nya akan tidur dan tidak pernah bangun lagi. Tapi ternyata bukan hanya itu, Mama nya kini sudah berbeda tempat, tak pernah bisa kembali dia lihat.
Sambil memegang foto sang Mama, Hazel meringkuk di sofa. Badan kecil nya berguncang, tangis nya tersedu sedan. Hazel memejamkan mata, coba membayangkan wajah Emilly yang tersenyum pada nya daripada membayangkan wajah pucat Emilly yang sedang meregang nyawa.
"Maafin, Mama. Nggak bisa nemenin Hazel sampai besar." Sosok Emilly mendadak hadir dalam bayangan Hazel, wanita cantik yang mirip dengan nya itu menekuk lutut untuk merengkuh Hazel kecil dalam pelukan. "Hazel sayang, mama tahu, Hazel anak yang baik dan kuat. Mama yakin, walau kamu besar tanpa kasih sayang Mama, kamu akan tumbuh jadi orang yang paling mengerti betapa berarti nya kasih sayang.
Hazel, tumbuhlah menjadi anak baik di antara ratusan juta manusia jahat. Menolong semua orang tanpa melihat kasta dan dendam. Menjadi orang baik nggak akan membuat kamu rugi, Nak. Justru itu akan membantu kamu untuk di sayangi Tuhan.
Dan Mama sangat berharap, kamu akan menjadi salah satu anak kesayangan Tuhan karena kebaikan mu. Sebab, hanya Tuhan sekarang yang bisa kamu andalkan. Mata Tuhan yang akan mengawasi kamu, tangan Tuhan yang akan melindungi kamu, Nak.
Hazel, mama tahu, kepergian Mama akan membuat kamu sedih. Tapi besar harapan Mama untuk kamu agar segera pulih. Semua manusia akan mati, hanya waktu saja yang membedakan nya, lebih cepat atau lebih lambat. Dan Mama ada di opsi kesatu. Mama lebih cepat pulang ke pangkuan Tuhan. Suatu saat nanti, kita akan bertemu lagi, Nak. Dan Mama harap tempat itu adalah di surga Tuhan.
Jangan sedih terlalu sama sayang. Waktu di dunia hanya sebentar jika di pakai untuk menangisi Mama. Gunakan waktu kamu untuk mencari kebahagiaan yang belum sempat Mama berikan. Sayangilah banyak orang agar kamu banyak teman. Dengan begitu, mama akan tenang di sini.
Dan kamu jangan khawatirkan mama, Nak. Mama nggak akan hilang. Mama akan selalu tersimpan di hati kamu, sayang."
Bayangan Emilly hilang saat Hazel membuka mata, gadis kecil itu meraung dalam tangis nya, memanggil 'Mama' berulang kali namun Emilly tidak datang kembali.
Beberapa orang yang mengantar nya di sana hanya bisa menatap iba pada gadis malang itu. Tangis Hazel sangatlah menyayat hati bagi siapapun yang mendengar, hingga mereka ikut menangis tanpa sadar.
"Hazel sayang," kehadiran Ranti membuat Hazel bangun dan langsung menghambur memeluk wanita itu. "Sayang, maaf tante baru datang." Ranti tidak bisa ikut proses pemakaman Emilly karena sibuk mengurus administrasi untuk persiapan operasi anaknya yang buta, Shaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAGA (SELESAI)
Teen FictionJUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang menghampirinya. Dua bulan menghabiskan waktu dengan Hazel, Shaga jadi menyesal karena selalu mengangga...