Beotigo isseo

133 23 0
                                    

Tak menutup kemungkinan akan hubungan asmara masa lalu antara Park Jimin dan Kang Seulgi yang sudah seperti karet busuk namun bangkainya masih utuh menempel.

Pun kecanggungan mungkin nantinya akan ikut meliputi kegiatan makan bersama mereka jikalau Jimin juga ikut bergabung disana. Membuat hati gadis Kang sedikit melega ketika mendapatkan kabar mengenai pria itu yang tidak jadi ikut. Setidaknya lebih baik ketimbang harus ada kecanggungan diantara mereka.

Munjige Resto tempat makan favorit Eunwoo mejadi patokan lokasi mereka untuk makan bersama mengingat Gangnam ujung tidak terlalu jauh dari areal pemakaman.

"Kau?" Tanya Eunwoo memastikan menu yang akan mereka pesan pada Seulgi namun tampaknya gadis itu tengah melamun menatap kosong buku menu.

Tak mendapati respon pria itu melirik kearah Yeri yang juga meliriknya balik, seolah mengisyaratkan ada apa dengannya. "Seul?" Yeri menyenggol lengan Seulgi langsung.

"H-huh?" Gadis itu tersadar dari lamunannya dan menatap dua sahabatnya bergantian. Gadis itu baru saja keluar dari alam kesadaran.

"Jangan melamun terus, kau pesan apa?" Tanya Yeri mewakili Eunwoo yang berada di sisi kanannya tengah menginterupsi pelayan yang mencatat menu pesanan.

"A-aku pesan Japchae," katanya masih terpengaruh oleh keterkejutannya.

"Minumnya?"

"Samakan saja, tapi Ice Sweet Tea Indonesia sepertinya enak juga?"

Yeri membulatkan matanya sumringah, benar yang Seulgi katakan menu minuman itu paling legendaris dan Yerim sangat menyukainya.

"Oh benar! Kalau begitu aku ganti menu Woo-ah!" Usul Yeri menginterupsi.

"Geprek Chicken without Sambals dan Ice Sweet Tea Indonesia. Tolong tukar menuku jadi itu."

Kim Yeri tersenyum manis ditempatnya sementara pria yang mendengarkan tambahan itu memutarkan bola matanya jengah mengingat menu itu bukan menu dengan harga yang sembarangan.

"Kenapa?" Tanya Yeri yang mulai menyadari pandangan kedua sahabatnya itu berubah menjadi bengong dan menatapnya.

"Yer,"

"Hm?"

"Kau tahu menu itu sangat mahal."

"Ah? Jinjja? Aigoo.. kenapa harus mahal padahal aku sangat menyukainya, ini juga banyak penggemarnya di Korea!" Yeri menggerutu pada Seulgi yang mengatup rapat disana. Melirik ke Eunwoo yang memejamkan matanya sesaat.

"Yasudah, tidak apa-apa. Aku pesankan." Pria rambut hitam legam itu mengiyakan perdebatan antara dua gadis di depannya. Memang perempuan sama saja.

"Kalau begitu, aku juga mau menu yang sama hehe.." Seulgi menyengir kearah Eunwoo yang menatap pasrah dua temannya itu. Sudah di traktir tidak tahu diri, astaga.

"Ne." Tapi tidak apa-apalah sebab setidaknya Eunwoo berhasil menghibur Yeri dari keterpurukan kematian sang nenek walaupun harus merogoh biaya makanan mahal.

***

"Katanya kemana?"

Hana menegakkan duduknya dari yang semula berbaring kini menjadi tegak mendapati pemandangan jalanan aspal.

"Makan bersama di Munjige." Jimin masih memandangi jalanan dan terus sibuk menyetir mobil.

"Ah, Gangnam ujung, tempat mejeng kita, bukan?" tanya Hana antusias membuat Jimin berhasil melirik gadisnya yang tiba-tiba merasa senang.

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang