When You

233 42 2
                                    

Keduanya bergegas menuju kamar rawat sang nenek. Jimin yang masih terus setia menggandeng Hana sekalipun mereka dalam kondisi terburu-buru.

"Itu dokternya." Tunjuk Jimin pada sang kekasih yang langsung mengarahkan pandangannya tepat di depan ruangan sang nenek.

"Dokter..!" teriak Hana tak begitu kuat dan pria dengan jas putih itu menoleh.

"Anda keluarga pasien?" Tanyanya langsung dan Hana lekas mengangguk mantap mengiyakan ucapan dokter itu.

"Selamat, nenek anda sudah siuman." dokter itu berbicara sambil memberi sebelah tangannya untuk berjabatan dengan Hana.

Namun Hana hanya diam lidahnya kelu karena sangking bahagianya dan matanya yang juga ikut berkaca-kaca.

"Benarkah dok?" Tanya Hana sumringah. Senyuman mengembang di bibirnya, dirinya menoleh kearah Jimin yang tampaknya sama-sama antusias disana.

"Mungkin nenek anda sudah bisa pulang jika sudah dapat duduk di kursi roda. Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu." Tutur dokter itu dan Hana langsung membungkuk berterimakasih.

"Kau mendengarnya Jim?" Tanya Hana antusias pada sang kekasih.

"Tentu! Aku turut senang jika itu menyangkut tentang keluarga mu, chagi." Jimin melepaskan gandengan tangannya dan beralih memeluk Hana tulus.

"Aku, aku jadi terharu nenek bisa sembuh juga. " Kata Hana dalam pelukannya. Mereka berdua pun langsung memasuki kamar rawat sang nenek. Tak sabar ingin menyapa sang nenek yang selama ini sudah berbaik hati pada Hana dan Yeri.

***


"Noona?" Jungkook mengulangi kalimat Lee Jieun dengan tatapan penuh tanya. Pria ini baru saja siuman bahkan sepersekon saat Yeri meninggalkan ruangan itu.

"Ne, kau boleh memanggilku Noona, kalau kau mau?" Kata Lee Jieun dengan senyuman tulus.

Mereka berdua pun memulai pembicaraan saat Jungkook yang memulainya tadi. Entah kenapa pria yang baru saja tersadar dari komanya itu menjadi banyak omong seperti saat ini.

Lee Jieun menjadi takjub dengan perubahan Jungkook yang semakin terlihat semenjak Yeri yang merawatnya selama tiga bulan lebih hingga hari ini.

"Ah, sebenarnya aku ini kenapa Noona? Apakah aku pernah hidup sebelumnya?" Tanya Jungkook seperti anak kecil, bangun dari komanya membuatnya menjadi sedikit amnesia.

"Tentu kau hidup saat ini, dulu sampai saat ini. Bagaimana bisa jika kau tidak pernah hidup sebelumnya Jeon." Jieun berupaya untuk mendekati Jungkook. Perannya sebagai dokter seketika sirna jika berurusan dengan pasiennya yang satu ini.

"Ah, Noona. Aku ingin mengatakan sesuatu." Kata Jungkook yang masih berbaring disana. Jieun mendongak menatap kearah manik Jungkook.

"Kau sangat mirip dengan dirinya."

"Akh!" Seketika setelah mengucapkannya, Jungkook merasakan pusing yang merambat di kepalanya. Dengan sigap Jieun memperbaiki posisi berbaring Jungkook supaya nyaman.

"Tolonglah Jeon, jangan banyak berpikir dahulu, kau bahkan baru beberapa menit siuman." ucap Jieun dengan nada khawatir.

Tapi saat mengetahui pasiennya itu mau mengatakan yang sejujurnya, kata dirinya disana apakah itu merujuk pada kekasihnya yang telah tiada itu?

"Noona-" ucapan Jungkook seketika tercekat manakala Yeri yang dengan cepat menyelonong masuk kedalam ruangan itu.

"Kau sudah sadar Kook-ah?" Tanya Yeri khawatir. Dirinya cukup senang mendapati pria itu yang sudah siuman dan sudah mampu berbincang-bincang.

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang