"Jungkook.. kajja makan siang bersama di cafetaria. Dr.Lee bilang kau sudah boleh bergabung dengan orang-orang, ayo!"
Teila Oh menarik lengan Jungkook yang masih sibuk dengan lukisannya. Pria itupun dengan terpaksa menuruti suster barunya itu dan meninggalkan lukisannya begitu saja.
Apa yang disampaikan Lee Jieun tadi telah dilaksanakan Teila Oh, perempuan itu menyuruh dirinya supaya lebih mendekati Jungkook sampai-sampai pria itu menjadi penurut dan mau mengikuti perintah.
Dan entah dengan sihir apa Jeon Jungkook mau menerima tawaran itu dengan perasaan tak berdaya seperti baiklah aku akan mengikuti mu.
Padahal secara Jungkook sangatlah antis dengan keramaian, sifat aslinya sebelum sakit ia memang sudah begitu namun entah mengapa sekarang Jungkook memiliki banyak perubahan terutama dalam bersosialisasi.
Setelah sampai di koridor cafetaria rumah sakit, Teila lebih dulu menuntun Jungkook untuk menduduki kursi yang terdapat sekumpulan suster wanita disana.
"Kau mau bergabung dengan mereka Jung?" Tanya Teila mengarah pada perkumpulan suster centil disana.
"Tidak. Lebih bagus aku kembali ke kamar."
Kata pria itu dingin. Wataknya berubah seratus delapan puluh derajat beda halnya dengan Jungkook beberapa menit yang lalu yang baru saja menuruti perintah Teila.
Gadis itu tertawa bersamaan, ia pun tidak seburuk itu sampai-sampai akan membawa Jungkook bergabung kesana. Apalagi melihat bahwa perkumpulan suster itu sepertinya haus akan pria tampan seperti Jungkook sedangkan Teila saja telah jatuh hati padanya meski baru mengenalnya dua hari yang lalu.
"Hehe.. aku hanya bercanda Jung." Khawatirnya saat melihat raut wajah pria itu yang jadi muram.
"Kau mau makan apa? Biar aku pesan." Teila menarik bangkunya untuk berhadapan dengan Jeon Jungkook.
Sedangkan pria itu hanya mampu menghela nafas singkat sebelum mengatakan kalimat singkat miliknya yang entah mengapa secara tiba-tiba.
"Terserah.."
"Andwe-igo? Jeon Jungkook-ah jangan marah padaku begitu. Aku jadi sedih.." Teila dengan sengaja memasang raut wajah sedihnya pun tak di hiraukan Jungkook yang malah terus terpaku pada deretan odeng yang berjejer di steling cafetaria.
Dikira Teila pria itu sedang memandangi udang bakar yang kebetulan berjejer bersamaan odeng goreng disana.
"Kau suka udang?" Tanyanya langsung pada Jungkook.
"Ani. Aku alergi makanan laut dan aku vegetarian Teila-ssi." Ungkapnya dan Teila pun baru menyadarinya kalau pria yang ada di hadapannya ini adalah vegetarian pantas saja selama ini buburnya hanya bertabur brokoli dan kacang edamame tanpa embel-embel ayam suwir yang biasanya Teila jumpai.
"A-ah ne. I'm sorry Jungkook, nae molla." Katanya menyadari.
"It's okey."
***
"Bagaimana bisa.. huh?? Hiks.." Yeri mengguncang bahu Hana kencang. Apa yang dilihatnya saat ini seperti mimpi padahal seingat Yeri neneknya masih baik-baik saja pagi buta tadi namun kenyataannya malah sangat tidak mengenakkan.
"Bagaimana bisa Hana-ya, hikss.." Yeri terus terisak sedih sambil terus menatap wajah sang nenek yang sudah terbungkus peti.
"Hana?!" Lama tak diberi tanggapan Yeri pun membentak Hana yang langsung digubris oleh sang empu.
"Apa?! Apa Yeri? Huh? Kau yang meninggalkan nenekku menjadi seperti ini! Bagaimana kalau aku tadi belum pulang! Kau mau membiarkan nenek mati mengenaskan begitu saja, huh?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATED
FanfictionSudah menjadi takdir Yeri saat bekerja di rumah sakit itu. Namun, ini bukanlah perkara mudah. Seorang suster di sebuah rumah sakit yang harus jatuh cinta kepada pasien nya. Tetapi, ini hanya settingan. Hingga Yeri mengaku bahwa benar-benar mencintai...