Setelah kemarin siang menangis di pelukan Kim Yeri, pria bermarga Jung ini sepertinya jauh hari semakin bertambah terbuka dengan gadis Kim.
Entahlah, mungkin kalau kalian pikir pria Jung akan enggan lagi berinteraksi dengan Kim Yeri sebab egonya sudah luntur separuhnya saat memeluk wanita Kim yang notabenenya adalah susternya sendiri, namun lain halnya dengan Jeon Jungkook, pria ini justru merasa jauh semakin nyaman meskipun terkadang mereka berdua tampak seperti layaknya kartun tom and jerry.
"Kau yakin tidak mau menyantap bubur ini? Ini enak sekali eumm.."
Yeri mulai meledek Jungkook yang tengah mendudukkan diri di pinggiran ranjangnya, hal biasa menjadi rutinitas keseharian pria ini saat tengah berdua bersama Kim Yeri sementara gadis itu tetap di posisi yang sama, bersimpuh di atas sofa sudut ruangan.
"Tidak, aku hanya tidak selera." Ucap Jeon Jungkook yang menatap Yeri yang terkadang bertingkah aneh itu, astaga.
"Kau kan sudah sehat Jeongguk, kenapa masih betah disini sih" ucap Yeri kini dengan panggilan baru khas mereka berdua, entahlah saat jalan-jalan di taman rumah sakit kemarin, mereka sempat memainkan game yang membuat mereka harus memanggil satu sama lain dengan nama panggilan khas yang mirip dengan nama asli mereka.
"Apa Yerimi? Kau bilang aku betah disini?" Ucap Jungkook datar, pria ini memang selalu menampilkan wajah datarnya tapi tetap saja itu akan terlihat tampan.
"Yah tidak, maksudku apa kau tidak bosan di dalam ruangan rumah sakit ini terus-terusan"
Yeri berbicara sambil menyantap makanannya itu dengan lahap.
"Sebab aku menyukai Lee Jieun noona, Yerimi" lirih Jungkook yang terdengar begitu jelas ditelinga Yeri, gadis itu sedikit tersedak dengan buburnya.
"J-Jungkook, tapi dia s-sudah-
"Hei kalian sedang bersantai? Kalian sedang membicarakan apa? Apakah aku boleh ikut bergabung?" Lee Jieun memasuki ruangan itu secara tiba-tiba, spontan membuat Yeri dan Jungkook menatap sang empu bersamaan. Dia Lee Jieun yang berjalan penuh pesona itu disana.
***
Usai Lee Jieun yang tadi sempat mendatangi mereka dan ikut menimbrung dan mengobrol santai hal-hal random, kini Jungkook dan Yeri lebih memilih untuk menghirup udara segar diluar rumah sakit, tepatnya di taman belakang yang barusan saja diguyur hujan lebat."Bagaimana bagus?" Tanya Jungkook sedikit menatap Kim Yeri yang berada disampingnya, gadis itu sedang mendengarkan lagu dengan headset nya.
Yeri yang melihat Jungkook menatapnya sambil berbicara pun gadis ini segera membuka kepala headset yang tertempel ditelinga nya itu cepat-cepat, takut sang empu marah besar.
"Huh?" Tanya Yeri yang sebenarnya tidak mendengar apa pertanyaan Jungkook tadi.
"Tidak jadi." Ucap Jungkook dingin, tangan pria itu kembali melukis lukisannya dengan damai tanpa memperdulikan siapapun bahkan Kim Yeri sendiri.
Merasa sudah melakukan kesalahan, Kim Yeri pun memuji gambaran atau lebih tepatnya lukisan milik Jeon Jungkook di atas kertas kanvas itu. Sejatinya memang lukisan buatannya itu cantik sekali, maha karya.
"Bagus! Joha! Aku suka" Kim Yeri menunjuk gambar pohon yang dilukis oleh Jungkook dan pria itu justru tak seberapa menghiraukan pujian dari Yeri barusan, kurasa pria itu merajuk padanya.
Yeri melirik Jungkook dengan agak gundah, sedikit tergores perasaan menyesal karena sudah membuat pria tampan ini merajuk seperti layaknya anak kecil, astaga Yeri-ya, kenapa kau semakin hari semakin jatuh pada pesona pria menyebalkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATED
FanficSudah menjadi takdir Yeri saat bekerja di rumah sakit itu. Namun, ini bukanlah perkara mudah. Seorang suster di sebuah rumah sakit yang harus jatuh cinta kepada pasien nya. Tetapi, ini hanya settingan. Hingga Yeri mengaku bahwa benar-benar mencintai...