Serendipity?

257 34 0
                                        

Wanita dengan jas putihnya itu datang tergesa-gesa menghampiri sebuah ruangan yang masih ada Yeri setia di dalamnya.

"Ada apa Yeri? Bagaimana apakah ia sudah siuman?" Tanya Jieun tergesa-gesa pada Yeri yang terkesiap bangkit dari duduknya.

"A-ah belum Dr.Lee, Jungkook belum siuman juga, sedari tadi dirinya mengigau tak menentu." Yeri gugup disana meremas dan memilin ujung seragam baju perawatnya.

"Yasudah kau boleh keluar dahulu." Kata Lee Jieun mengintruksi Yeri. Gadis itupun berbalik badan dan berjalan perlahan menuju pintu keluar.

"Ah Yeri. Kau tadi juga dicari oleh suster di depan, aku mendengarnya dari Jihyo. Takutnya itu mengenai nenekmu." Ucap Jieun memberitahu informasi itu pada Kim Yeri.

"Ne Dr.Lee, aku akan segera menemuinya. Terimakasih sebelumnya Dr.Lee." pamit Yeri pada dokter itu tak lupa ia juga berterimakasih padanya meskipun Jieun tak begitu menghiraukan kalimat terakhir Yeri karna baginya itu sudah merupakan tanggung jawabnya jadi tidak perlu berterimakasih lagi.

Lagi pula Yeri juga keponakannya sendiri meskipun banyak anggota yang tak menganggap gadis itu ada hingga kini, namun lihat gadis itu masih mampu dan terus saja hidup mandiri tanpa perlu diketahui oleh keluarga Kim, yang sebenarnya hidup kaya raya. "Andai kau tahu itu Yeri." Celetuk Lee Jieun saat memandangi punggung Yeri berjalan keluar ruangan.

***

Dan kembali lagi di dalam cafetaria rumah sakit yang sama dua orang dengan kekonyolan yang juga sama tengah terduduk terbodoh saling menatap lemas.

Mereka sama-sama saling mengatur nafas setelah berlari kejar-kejaran.

"Capek eoh? Lelah mengejar-ngejar ku?" Goda Eunwoo pada gadis bermarga Kang itu. Dan gadis itu langsung memberikan tatapan tajamnya memicingkan mata.

"Lihat saja jika aku berhasil menangkap mu!" Geram Seulgi seperti ingin menggerauk Eunwoo yang berduduk diri terhalang meja diantaranya.

"Ne, ne. Aku menyerah. Kau, bukannya berterima kasih setelah ku bawakan kimbab yang seharusnya itu sudah berada didalam perutku." Kata Eunwoo terkesan seperti menggoda, ya pria itu memang menggodanya lagi.

"Cih, jadi kau tak rela begitu? Tak ikhlas memberikan kimbab yang tak seberapa itu padaku?" Ungkap Seulgi balik, sekarang memang penuh emosi namun berbanding terbalik dengan Eunwoo yang justru memberikan ekspresi puas dan senang sebab telah berhasil menaikkan darah gadis dihadapannya. Rasanya menarik sekali.

"Ani. Aku hanya merasa senang kau jadi marah-marah begini." Goda Eunwoo dan tangan Seulgi yang ingin menjangkau pria itu namun,

"Hei!" Teriak seseorang yang memakai seragam susternya. Dirinya tersenyum lebar kearah mereka berdua sembari melambaikan tangan dan menghampiri dengan langkah cepat.

Dan tentu saja, gadis itulah yang sedari tadi tampaknya tengah ditunggu-tunggu oleh orang-orang ini.

"Yeri!!" Seulgi berlari kearah Yeri yang langsung berhenti ditempatnya dan berdiri menerima pelukan sang sahabat.

"Yeri-ya, apa kabar mu?" Tanya Seulgi dibalik pelukan tulusnya yang terbalaskan. Sedangkan Yeri berkaca-kaca disana.

"Aku baik, kau bagaimana Seulgi-ya? Ku kira kau sudah mati eoh." Candaan Yeri yang belum mampu membuat sang empu terusik.

Seulgi masih tetap memeluk Yeri erat dan akhirnya terlepas.

"Kau benar Yeri kan?" Tanya Seulgi memastikan paras Yeri dengan lekat. Ia kembali memegang kedua tangan sahabatnya itu.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, apakah ini benar-benar Kang Seulgi?" Yeri melemparkan pertanyaan yang sama dan Seulgi malah menggelengkan kepalanya takjub.

"Gila! Kau semakin cantik saja Yer! Kau, kau bekerja di rumah sakit ini?" Tanya Seulgi langsung bertubi-tubi setelah kepala gadis itu menorehkan banyak pertanyaan tentang sahabat didepannya.

"Aish! Jangan berlebihan begitu." Yeri menanggapinya dengan tepisan ringan.

"Yakk! Aku disini berperan sebagai apa eoh? Kalian melupakan diriku huh?" Pria putih itu mulai membuka suaranya dan memprotes kejadian yang baru saja ditontonnya tepat di depan mata.

"Hei bro, kau datang lagi kemari? Woah atau jangan-jangan kau memang datang bersama mu Seul?" Celetuk Yeri yang langsung dibalas pukulan ringan dari Seulgi.

"Aw aw! Kau masih sama seperti dulu ya Seulgi-ssi, suka sekali memukulku!" Sedangkan Seulgi tertawa kecil menyadari tingkahnya yang sudah menjadi kebiasaan itu.

"Memang benar Yer, diakan silum-"

"Aw aw! Yakk Yeri tolong aku!" Teriak Eunwoo saat Seulgi mencubit pinggang pria itu.

"Hei! Aku ijin dulu sebentar, nanti aku kembali kita berbincang ke cafe saja!" Sahut Yeri membiarkan sahabat-sahabatnya itu berkelahi bak Tom and Jerry.

***


Kini Hana dan Jimin berada di dalam sebuah bioskop. Filmnya sebentar lagi sudah mau habis namun popcorn yang mereka beli 3 kali lipat itu pun tidak sanggup dihabiskan disana.

"Hah.. aku sudah lelah mengunyah." Tangan Hana menyodorkan bungkusan popcorn itu ke Jimin yang masih terus fokus menonton.

"Ne, bawa pulang saja Chagi. Sebentar lagi akan ending." Kata Jimin dengan mulut tersumpal penuh jagung.

"Aish, punggung ku sudah pegal Jim." Alasan Hana guna menolak ajakan kekasih untuk tetap stay di bioskop ini sampai film benar-benar selesai sementara Hana ingin keluar saat ini juga.

Hana sama sekali tidak tertarik pada film itu. Baiklah, itu film monster inc 3. Baiklah Hana bukan anak-anak lagi seperti Jimin.

Jimin menatap kearah Hana, wajahnya biasa saja namun tatapan Hana yang justru tampak memohon.

"Ah, baiklah ne. Kajja, aku akan menyelesaikannya di Netflix." Ucap Jimin tak rela sementara Hana berteriak gembira didalam hati, akhirnya mereka keluar dari dalam bioskop ini.

Mereka berdua pun berjalan keluar mall. Sepulang sekolah tadi Jimin memang berencana mengajak Hana untuk berjalan-jalan atau kencan tipis di mall ini, tempat favorit mereka.

Bertanya dengan pekerjaan sampingan Jimin, sebenarnya itu semua tidak ada. Pria itu hanya kuliah dan juga ikut membantu pamannya mengurusi pekerjaan di kantor dan setelah itu mendapatkan uang tip. Lagi pula Jimin memang orang kaya.

Keluarga Park kaya raya sebab banyak membuka cabang cafe dan restoran di Busan.

Lalu karna melihat poster film kesukaannya membuat Jimin berinisiatif untuk kembali mengajak kekasihnya itu menonton di bioskop padahal Jimin tahu pasti Hana tidak suka dengan film itu, tapi pria itu menginginkannya.

Dan berakhirlah mereka dengan begini. Es krim vanilla di masing-masing sebelah tangan mereka, mereka nikmati di depan mall menghadap jalanan raya Seoul.

Disaat-saat yang damai ponsel Hana berdering nyaring dikantung kemejanya.

"Ada apa chagi?" Tanya Jimin khawatir sementara Hana menggeleng tak tahu sambil mengangkat teleponnya.

"..."

"Ah ne, aku akan segera kesana." Kata Hana sebelum telepon ditutup dan ponselnya ia masukkan kedalam kantung kemejanya.

Hana langsung bangkit dari duduknya dan berdiri diikuti Jimin yang ingin tahu.

"Ada apa?" Tanya Jimin penasaran.

"Kita harus kerumah sakit tempat nenekku dirawat Jim. Kau maukan menghantarkan ku lagi?" Tanya Hana dan langsung dijawab anggukkan antusias dari pria itu.

"Siap laksanakan chagi!"


***

Tahapa yg aku ketik:(
Habis dah lama ga kemari.... ☹️
Jungri nya ketutupan sama Jimin Hana 😬

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang