III.

134 25 8
                                    

"YERI!!! AWAS!!!"

...

"Haah.. berhenti sebentar, aku lelah Jung." Ucap Kim Yeri dengan nafas ngos-ngosan dan membungkuk kedua tangannya yang menopang di atas lutut.

"Mau aku gendong?" Jungkook menawarkan dengan tulus sementara Yeri malah menganggap itu lelucon.

"Aish! Aku sungguhan lelah!"

"Iya sini aku gendong Yerima.."

Akhirnya pria jangkung putih itu mengalah pada sang gadis yang masih terus berdiam di tempatnya.

Jungkook berjalan balik untuk menghampiri Yeri dan merengkuh gadis itu untuk dibantu duduk diantara trotoar jalanan yang tepatnya di bawah pohon.

"Maaf, aku sudah merepotkan mu. Lain kali aku akan memarahi Hein, sebelum dia merusak mobil." Tukas Jungkook merasa bersalah pada Yeri yang malah juga ikut menjadi korban daripada kekonyolan Hein, adik kandungnya itu yang merusak mobil Jungkook sehingga harus singgah di bengkel.

Tepatnya tadi pagi saat Jungkook menawarkan Yeri untuk mengantarnya ke tempat kerja sementara Jungkook sendiri ingin pergi ke suatu tempat sebab ada urusan mendadak katanya dan tanpa basa-basi Yeri ikut menumpang di sedan Jungkook.

Namun sayangnya, pekan lalu saat mereka berdua bertemu dengan dua kunyuk yang sama-sama duduk di bangku taman dan keempatnya sama-sama pulang ke rumah keluarga Jeon namun Hein memilih meminjam mobil Jungkook untuk ke minimarket dan tak sengaja menabrak tiang listrik mengakibatkan oli bocor dan baru diketahui Jungkook pagi ini saat berhenti mendadak di tol.

Takut mengambil risiko Jungkook lebih memilih untuk menitipkan mobilnya di bengkel yang ada di tol namun saat itu pekerja belum datang dan berakhirlah Yeri dan Jungkook yang harus berjalan mati-matian untuk keluar dari tol dan mencari keberadaan halte bus terdekat atau memesan taksi online.

Untungnya jarak antara jalan yang mereka tempuh dengan pintu keluar tol tidak begitu jauh begitu juga dengan halte bus yang mentok ada di depan sana namun Kim Yeri sudah lelah berjalan kaki.

"Tidak ada yang salah, kau saja yang tidak memeriksa kondisi mobilnya terlebih dahulu. Lagipula aku juga sudah terlambat bekerja, Jungkook-ah."

Jungkook mengembuskan nafasnya dalam. Tentu saja ini kesalahannya. Seharusnya tak perlu membawa-bawa Yeri ke dalam situasi konyol ini, tahu bahwa gadis itu yang bekerja dan malah terlambat.

"Tak apa kook, tapi sayangnya kita menyia-nyiakan waktu. Ayo lanjut!" Kim Yeri bangun dari duduknya dan meregangkan otot sementara Jungkook hanya mampu terdiam dan tersenyum kecil.

Beberapa meter di depan ada sebuah halte bus yang sepi. Sayangnya harus menyeberangi jalan, dan jembatan penyeberangan tampaknya di tutup karena kerusakan. Sangat terpaksa mereka harus menyeberang dari zebra cross saja.

Namun saat langkah lebar kaki sang pria yang sudah sampai lebih dulu pada lantai halte sementara Yeri yang masih tertinggal di ujung membenarkan tali sepatu tanpa hiraukan Jungkook yang fokus menyeberang dan—

CITTTT...

Pria itu pun berbalik badan begitu mendengar suara rem yang amat kencang.

"YERI!!! AWAS!!!"

SRETT.. BRAKK..

[Playing music sad song]

Jungkook membeku ditempatnya berdiri, termangu dengan kedua lutut yang lemah menyaksikan gadis di depannya sudah tergeletak lemah penuh luka bersimbah darah dan mata yang mengatup sempurna sukses membuatnya pusing tak karuan dan sempoyongan.

"YERI...!!!" Jungkook spontan berlari beberapa saat setelah ia melamun namun saat dirinya akan turun dari lantai halte, pria itu lebih dulu pingsan.

***

"Jungkook-ah, kau sudah sadar?"

"Suster! Dokter! Ada pasien sadar disini!" Choi Tzuyu menjerit yang dapat di dengarkan oleh Jeon Jungkook begitu kesadarannya penuh.

Pria itu linglung bukan kepalang saat kepalanya berhasil diperban sempurna sebab mendapatkan luka di bagian pelipis.

"A-apa yang terjadi, Tzuyu? Dimana aku?" Dengan masih berusaha untuk berbicara dengan jelas menatap gadis di depannya dan memohon jawaban.

"Jungkook, tenanglah. Kau sekarang ada di rumah sakit, t-tadi—"

Saat ucapa Tzuyu terpotong oleh potongan adegan yang berhasil singgah teringat di kepalanya, pria itu langsung gelagapan ingin menepak lantai dan turun dari ranjangnya.

"Yeri! Yeri? Bagaimana kondisi Yeri?" Tanya Jungkook langsung dengan menggebu-gebu membuat gadis Choi menatap murung kearahnya dan menundukkan kepalanya.

"Yeri! Bagaimana dia, Tzuyu-ah!" Teriak Jeon Jungkook sedikit frustasi namun tidak begitu keras volumenya namun tetap saja mencerminkan banyak kegelisahan dan kekhawatiran disana.

"Ye-Yeri,"

"Cepat jawab aku Choi Tzuyu!"

"Jungkook, Yeri telah meninggal dunia, ia tidak dapat diselamatkan,"

Jungkook terbodoh begitu mendengarkan penuturan dari Choi Tzuyu, sempat tertawa miris seperti gila akibat terkejut dengan pernyataan tersebut dan mengetahui Yerim telah tiada.

"Ja-jangan berbohong Tzuyu-ah! A-aku tidak bercanda, hiks.. Ye-Yeri masih ada.."

"Aku tidak berbohong Jungkook-ah," Tzuyu merasa iba dan mengelus-elus lengan Jungkook yang tengah menangis sambil berkata terbata-bata, bibirnya yang bergetar dan air mata yang berlinangan.

"YERI...!!!!!"

*
*
*
*
*
*

*Di posisi Jimin sebagai sepupu Choi Tzuyu, pria itu tidak mengetahui siapa wajah tunangan sepupunya itu (alias Jungkook) sebab saat acara berlangsung, Jimin tak ikut hadir disana dan malah mendapatkan kabar buruk atas kejadian tragis sebelum tunangan dimulai.

//
Anw aku buat cerita baru coba check deh!

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang