Deojabeulsu

105 19 4
                                        

Sudah seminggu lebih Yeri berada di Busan, inginnya berjumpa dengan teman-temannya terutama Seulgi dan Eunwoo namun Eunwoo masih nomaden Seoul-Busan sebab pekerjaannya sementara Seulgi akan melangsungkan wisuda mengingat Yeri tahu tentang kuliah Seulgi yang sempat tertunda namun kini sudah ada bibinya yang menalangi biaya kuliahnya, mereka berdua sering berkomunikasi melalui telpon ataupun pesan namun kini mereka belum pernah jumpa lagi pun Yeri memaklumi kesibukan teman-temannya itu terutama Jihyo yang mulai hilang kabarnya setelah menyampaikan berita tentang rumah sakit enam bulan lalu.

Pun hari itu Yeri berencana untuk pulang ke Seoul secepatnya sebab masa cuti kerjanya telah selesai. Mengingat tentang tawaran Lee Jieun pekan lalu tak menggoyahkan Yeri untuk tetap pulang ke Seoul, itu pilihan yang terbaik pikirnya.

Setelah berpamitan dengan keluarga paman Kim begitu juga Lee Jieun yang menghilang setelah acara pemakaman selesai entah kemana, Yeri pun mengerti tentang itu sebab Jieun yang tampaknya tidak ingin diganggu dulu setelah kehilangan seseorang.

Dengan dua koper besar Yeri membawanya masuk ke dalam bus kota, beberapa orang menatapnya sinis sebab Yeri kelewat santai dan enteng.

Akhirnya bokong itu sampai pada sebuah kursi empuk untuknya. Haah.. akhirnya Yeri duduk juga setelah lama menunggu di halte.

Seperti biasanya ia akan memasang headset di telinga dan menyambungkan ke ponsel untuk memutar lagu BTS dan mendengarkannya dengan sesekali ikut menyanyikan potongan lirik lagunya.

Alih-alih tidak perduli dengan kondisi sekitar, ditambah yang menaiki bus pagi ini lumayan ramai jadi Yeri memilih untuk sibuk dengan urusannya sendiri dan enggan untuk bercengkrama bahkan dengan suasananya.

Namun saat bus diterpa kemacetan sesaat mengantri di lampu merah tepatnya di dekat sebuah restoran yang Yeri tahu persis dan masih mengingat bahwa ini adalah restoran yang dulu sewaktu zaman sekolah sering ia kunjungi bersama teman-temannya.

Tepat di samping bangunan restoran itu terlihat begitu jelas perangai yang amat sangat Yeri kenali, bus mendadak mengerem setelah kendaraan di depannya berhenti juga dan saat itu pula perangai pria itu semakin terlihat jelas di manik Yeri.

Tentu saja Park Jimin yang berdiri disana tengah bercengkrama dengan seorang gadis berambut panjang yang berbicara akrab dengan pria itu.

"Apa, apa Jimin sudah memiliki pacar baru setelah meninggalkan Hana?"

Yeri bergumam dalam hati dan terus menatap dua insan itu dengan perasaan kesal mengingat sepertinya Jimin sudah membohongi Hana atau Hein selama ini. "Dasar keparat brengsek!" Yeri membola ketika Park Jimin dengan beraninya di depan umum mencium kening gadis di depannya membuat Yerim semakin naik darah dan ingin turun dari bus dan langsung meninju wajah pria Park sampai babak belur.

Namun sepersekon saat bus hampir melaju di lampu merah yang sudah menghijau, Yeri berhasil menangkap wajah gadis yang dicium Jimin itu secara keseluruhan.

Tersentak kaget bukan main jantung Yerim bahkan seperti merosot ke dalam lambung ada perasaan ngilu di ulu hatinya, apa, siapa, kenapa harus dia. Namun Yeri kembali menegakkan duduknya seiring pemandangan tadi menghilang berusaha untuk menepis pemikiran negatifnya manakala mengetahui wajah gadis disana sangat mirip sekali dengan wajah gadis di potret yang pernah ditunjukkan Jungkook tentang tunangannya itu—Choi Tzuyu.

"Bukannya kekasihnya sudah meninggal akibat kecelakaan?" Celetuk Yeri bergantian. "Ahh sudahlah mungkin hanya kebetulan mirip Yeri-ssi." Berusaha untuk menenangkan diri Yeri terus-menerus menjawabi pertanyaannya sendiri dengan sebagai pelarian.

Meskipun dirinya masih terus berpikir yang tidak-tidak mengenai siapakah gadis itu yang sebenarnya di depan Jimin tadi dan apa hubungannya dengan Jimin dan mengapa dunia begitu sempit bahkan dari kisah-kisah yang Yeri lalui sebelumnya.

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang