a

290 47 0
                                    

Kini Kang Seulgi sudah sampai di sebuah rumah sakit tempat yang ia tuju ia cari-cari dari pagi buta tadi. Ahjuma di warung itu yang mengantarkan langsung ke sini tentunya dengan berjalan kaki dan Seulgi yang menuntun sepedanya.

Setelah memasuki rumah sakit nan besar ini Seulgi langsung dipertemukan dengan satpam penjaga dan diarahkan untuk ke meja resepsionis langsung.

Dan Seulgi langsung menanyakan keberadaan Yeri, temannya yang sebenarnya itulah tujuan utamanya datang kemari ketempat ini yakni menemui sahabat lamanya. Lama sekali tidak pernah berjumpa.

Dan sekarang Seulgi sudah berduduk diri di cafetaria rumah sakit. Sebelumnya ia duduk di kursi tunggu dalam namun sebab ramai orang-orang dan sekalian juga Seulgi sengaja ingin mencuci mata melihat pemandangan halaman belakang rumah sakit yang cukup indah.

Disinilah, disebuah meja dengan bangku kayu jati gadis itu seorang diri. Jemari lentik miliknya pun terus sibuk membolak-balikkan lembaran brosur yang ada di atas meja tempat duduknya.

Entah kenapa kertas-kertas brosur itu sangat menarik perhatian Seulgi sebab banyak terpampang orang-orang cantik dan tampan di dalamnya.

"Astaga! Aku ingin sekali merubah alisku."

Hwang Plastic Surgery

Bedah plastik ternyaman dan terbaik di Korea!

"Aigoo.. kapankah aku bisa mencoba untuk merubah alisku, lihat saja kalau aku sudah memiliki uang." Seulgi tak henti-hentinya bermonolog sendirian. Tanpa rasa peduli beberapa pasang mata terkadang meliriknya aneh sebab gadis itu benar-benar berbicara sendirian.

Namun kedua tangannya kini telah beralih untuk memegangi perutnya.

Tiba-tiba saja perut Seulgi merasa keroncongan. Jika di dengarkan dengan stetoskop mungkin akan sangat terdengar suara cacing bergaduh di dalam perutnya.

"Aigoo.. Kenapa Yeri lama sekali, aku sudah lapar Yerima.. siapa yang mau menggotong ku saat aku pingsan sebab kelaparan." Gerutu Seulgi dengan pikiran yang aneh-aneh.

Gadis itu mulai mengeluarkan satu persatu isi yang ada di dalam tasnya. Mana tahu ia menyimpan makanan hasil curian di tempat kerjanya yang biasanya akan selalu terselip di tas gadis itu.

Berharap ia menemukan apa yang ia inginkan namun kenyataannya tidak sama sekali. Malah Seulgi hanya mendapati bungkus snack yang sudah kosong. Ini sangat menyebalkan.

Ia bisa saja memesan makanan di cafetaria ini hanya saja uang yang Seulgi pegang sangat pas-pasan untuk pulang pergi Seoul Busan tanpa memikirkan uang makan siangnya.

Seulgi mungkin bisa saja pesan dahulu hutang lalu Yeri yang melunasi. Hanya saja apakah ini benar-benar rumah sakit yang tepat? Apakah Yeri memang bekerja dan ada di dalam rumah sakit ini? Jika tidak bagaimana? Seulgi tidak mau disuruh bantu cuci piring jika tak bisa membayarnya.

Untung saja air minum yang ia beli tadi belum sepenuhnya habis. Masih utuh beberapa tetes dan hitung-hitung dapat membasahi tenggorokannya.

Dari pada tidak sama sekali bahkan jika saat ini ada orang baik yang mau memberikan Seulgi makanan, Seulgi pasti akan sangat bahagia untuk menerimanya.

"Geurae? Makanlah."

Seulgi menatap empu sang pemberi.

"Omo?"

"Yakk!"

***

Sementara di dalam sebuah ruangan putih dengan gorden yang terbuka sedikit. Di dalamnya berisikan orang-orang yang menunduk dengan setia menungguni seseorang yang tengah terbaring di ranjang tinggi itu.

"Yeri-ssi.."

"Yeri-ssi.. Yeri-ya.."

"Ne, aku disini Jungkook-ah."

Suara sang empu terus mengigau lemas menarik-narik lemah jemari Yeri yang berduduk disebelahnya khawatir.

Di depan Yeri tepat ada Nyonya Jeon yang meraung-raung menangis kencang melihat putranya yang mengigau seperti itu. Sementara tuan Jeon sudah keluar dari dalam ruangan, tak tega rasanya untuk melihat kondisi putranya yang memprihatinkan.

Pastinya tuan Jeon tidak ingin memperlihatkan air matanya di depan sang istri yang juga sama-sama pilu.

"Maaf Nyonya, anda bisa keluar sebentar kami akan segera menangani pasien." ucap seorang suster yang ditugaskan sama pada Yeri hari itu.

"Baiklah. Hiks.. Yeri, aku titip putraku ya. Jaga dia baik-baik ya nak." Nyonya Jeon terisak-isak saat menyebutkan kalimat itu pada Yeri. Sementara Yeri yang tertegun melihat kondisi Jungkook maupun Nyonya Jeon yang keduanya membuatnya pusing tak menentu.

"Aku akan panggilkan dokter Lee. Kau suntikkan obat penurun rasa sakit di infusnya." Kata suster itu dan Yeri mengangguk sempurna.

Sembari menyuntikkan cairan obatnya, Yeri kembali terisak dan bergumam lirih.

"Jungkook-ah, kau harus sehat. Kau harus segera sadar dan tidak boleh sakit. Kau harus mampu dan bisa melupakan tunangan mu itu. Aku percaya padamu Jungkook-ah."

"Aku akan berjanji untuk merawat mu selama-lamanya. Meskipun aku tak tahu bagaimana kau kedepannya nanti, tapi Jungkook-ah.."

"Aku mencintaimu." Tanpa berat hati Yeri mendaratkan sebuah kecupan singkat di kening hangat Jungkook yang tampaknya sudah mulai terpulas setelah Kim Yeri menyuntikkan obatnya di selang infus.

***

Seulgi langsung melahap cepat kimbab porsi gulungan besar yang baru saja diberikan oleh Eunwoo secara cuma-cuma. Bagaimana bisa dia tahu kalau gadis ini sedang kelaparan.

Tentu saja. Begitu menerima makanannya dari sang empu Kang Seulgi langsung melahapnya tanpa lagi memperdulikan orang yang berdiri di hadapannya kini.

"Eoh? Bagaimana kau bisa datang kemari?" Seulgi memelototkan matanya kearah sang empu yang tadi memberikannya kimbab utuh yang langsung ia terima dan baru saja habis di gigitan terakhir gadis itu.

"Bisalah! Namanya juga Eunwoo." Pria itu menaikkan kedua alisnya bangga.

"Kau mengikuti ku ya!" Seulgi melengking tinggi meskipun sedikit tertahan.

"Untuk apa? Haha. Buang-buang waktu saja." Eunwoo tertawa jahil di depan Seulgi. Ternyata Eunwoo sudah berani menggoda gadis itu.

"Yak! Kau menggodaku eoh?!" Seulgi berteriak disana meskipun tak mengegerkan siapapun disana.

"Ani. Aku hanya sedang bertugas mengantarkan beberapa obat ke rumah sakit ini. Kebetulan sekali ada kau dan kulihat kau tengah terduduk lesu dan kudengar juga suara-suara dari dalam perutmu, dia menangis kelaparan." Pria itu tentunya berbohong.

"Hahaha.. Seulgi-ya." Eunwoo mengacak rambut Seulgi sengaja.

"Aish! Jangan tertawa!" Seulgi menyipitkan matanya kesal.

"Lihatlah bahkan ketika sudah diberi makan pun singa ini tetap saja lapar." Kata Eunwoo jahil sengaja memang ingin menggoda gadis itu.

"Aish! Eunwoo-ya!!" Pria itu berlari dari cafetaria rumah sakit. Tentunya aksi kejar-kejaran pun terjadi yang melibatkan Seulgi tanpa memperdulikan pandangan sekitar.

Tidak apa, setidaknya Seulgi tidak lesu dan cemberut lagi. Tentunya tidak kelaparan. Dan berhasil membuat moodnya naik dan bertambah.

"Terus seperti ini Seulgi-ya." Kata Eunwoo dalam hati.

***

Ohhh sepertinya, ternyata Eunwoo menyimpan rasa..

Begitu juga dengan Yeri pada Jungkook:)

Andai ku bisa berkata sejujurnya~ K Y E R I

Shin.

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang